Anna, wisudawan terbaik UMM yang hafizah 30 juz. (Foto: Helmi Humas) |
Menjaga nilai tetap prima sembari mengikuti dan memenangkan lomba bukanlah perkara yang mudah. Apalagi jika harus menghafal Alquran hingga 30 juz. Hal itulah yang dirasakan dan dialami oleh Anna Ashry Savirah, mahasiswa program studi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia sukses dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Kampus Putih berkat prestasi akademis dan non akademisnya.
Diakui Anna, panggilan akrabnya bahwa menghafal Alquran adalah kegiatan yang tidak pernah ia tinggalkan sejak duduk di bangku SMP. Terhitung, ia telah menghafal delapan juz saat masuk ke UMM. Kemudian ia melanjutkan hafalannya secara daring bersama salah satu pembimbing saat berkuliah hingga mencapai 30 juz.
“Setiap hari paling tidak saya mampu menghafal satu hingga tiga lembar. Itupun saya harus menyempatkan waktu di sela-sela jam kuliah untuk muroja’ah dan menghafal. Alhamdulillah saya dikuatkan dan akhirnya dapat menghafal 30 juz sekaligus dapat meraih predikat sebagai wisudawan terbaik UMM di periode ini,” imbuhnya.
Selain sukses jadi hafizah, Anna juga beberapa kali memenangkan kejuaraan. Salah satunya sebagai juara tiga nasional karate beregu. Dari dulu, Anna memang menggemari aktivitas bela diri. Bahkan ia juga tergabung dalam tim serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karateka Kampus Putih. “Selain untuk mengisi waktu, karate juga menurut saya bisa meredakan stres usai melewati hari yang begitu padat,” ungkap wisudawan asal Tenggarong tersebut.
Meski banyak prestasi dan keberhasilan yang diraih, Anna tak luput dari kendala dan masalah. Ia sempat ingin berhenti kuliah karena merasa tidak sanggup mengerjakan skripsi. Bahkan sudah ia sampaikan niatnya kepada orang tua. Beruntung, kedua orangtuanya terus memotivasi Anna untuk berupaya melanjutkan sekolahnya dan menjadi seorang sarjana. Menariknya, ia malah mampu lulus dengan rentang waktu yang cukup singkat yakni 3,5 tahun.
“Saya dulu ingin berhenti kuliah karena tidak sanggup melanjutkan skripsi. Mungkin karena doa dan dorongan orang tua ya, akhirnya saya malah bisa selesai lebih cepat dari perkiraan. Alhamdulillah saya sangat bersyukur,” tutur Anna.
Ia juga menyampaikan kunci utama agar mampu berprestasi dan menyeimbangkan waktu, yakni menyusun jadwal harian. Sebelum beraktivitas, Anna selalu menulis hal-hal apa saja yang akan ia lakukan dalam sehari, target apa yang harus dicapai, hingga membuat prioritas kegiatan. Dengan begitu, ia dapat menyelesaikannya dengan baik sesuai dengan estimasi waktu serta tenaga yang dimiliki.
“Selain itu, menanamkan untuk tidak malas pada diri sendiri memiliki peran penting dalam kesuksesan. Jangan terus membandingkan diri dengan orang lain karena tidak akan ada habisnya. Saingan paling berat adalah diri kita sendiri. Hal yang perlu kita pikirkan dan lakukan adalah menemukan cara agar bisa menjadi sosok yang lebih baik dari kemarin,” pungkas anak kelima dari tujuh bersaudara itu. (wil)