Mesjid yang dibakar pada konflik Buddha-Muslim di Meikhtila, Myanmar (REUTERS/Soe Zeya Tun)
|
Myanmar - Bentrokan antara warga Buddha dan Muslim terjadi lagi di Myanmar. Kali ini terjadi di kota Meiktila, menewaskan 10 orang.
Diberitakan Reuters, bentrokan kedua kubu terjadi pada Rabu di kota Meikhtila, sekitar 540km sebelah utara Yangon. Bentrokan dipicu oleh percekcokan antara dua orang Buddha dengan seorang Muslim di toko emas miliknya.
Perkelahian tersebut berujung pada saling serang antar ratusan masyarakat kedua kubu. Asap masih mengepul dari bangunan-bangunan yang dibakar pada Kamis kemarin. Polisi yang diturunkan belum mampu menurunkan ketegangan kedua kelompok. Aparat terpaksa menerapkan jam malam di kota itu.
"Kami tidak bisa bilang situasinya sudah terkendali. Polisi tidak cukup kuat untuk mengendalikannya," kata Win Htein, anggota partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi.
Hubungan antara warga kedua agama memang terganggu dibeberapa kota, terlebih setelah bentrokan berdarah di negara bagian Rakhine tahun lalu. Saat itu, sebanyak 110 orang terbunuh dari kedua pihak, dan 120.000 umat Muslim Rohingya dan Buddha Rakhine kehilangan tempat tinggal.
Konflik di Rakhine ini memicu sentimen beragama di negara mayoritas Buddha tersebut. Muslim di negara itu hanya berjumlah lima persen dari 60 juta jumlah populasi Myanmar. Bulan lalu, bentrokan juga terjadi di Yangon saat sekelompok umat Buddha menyerang sebuah mesjid karena menurut mereka tempat ibadah itu dibangun secara ilegal.
Kekerasan umat beragama di Myanmar tidak ayal mengganggu proses reformasi yang tengah dilakukan pemerintahan Thein Sein. Lembaga HAM internasional mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan yang terjadi. Banyak.
Pemerintah Myanmar sendiri dan tokoh kedua agama mengecam kekerasan di sejumlah tempat itu. Tokoh kedua kelompok juga terus mengupayakan perdamaian dan menyebutkan bahwa kekerasan seperti itu bukanlah ajaran dan ditentang agama.