 |
SEOUL - Jumlah kasus Middle East Respiratory Syndrome (Sindrom Pernafasan Timur Tengah/MERS) di Korea Selatan (Korsel) terus bertambah. Seorang pasien MERS juga telah dinyatakan meninggal menjadikan jumlah korban virus mematikan itu menjadi 16 orang, demikian dilaporkan Reuters, Senin (15/6/2015).
Virus MERS menyebar di Korsel sejak bulan Mei 2015 lalu. Seorang pengusaha Korsel yang baru saja kembali dari Timur Tengah menyebarkan virus ini di fasilitas kesehatan yang dikunjunginya saat dia mencoba mengobati batuknya. Sejak saat itu MERS menyebar di fasilitas kesehatan dan rumah sakit di Korsel.
Penyebaran MERS di Korsel membuat beberapa negara segera bersiaga untuk mengantisipasi virus kemungkinan penularan MERS dari Negeri Ginseng itu. Sementara itu, Hong Kong telah memberlakukan red travel alert bagi warganya yang berencana mengunjungi Korsel, sedangkan China dan Singapura telah mempersiapkan fasilitas karantina jika ada warganya yang terdeteksi mengidap MERS.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Korsel untuk mencegah penyebaran MERS lebih lanjut seperti pelacakan telepon warganya yang diduga terjangkit MERS, penutupan sekolah, dan isolasi rumah sakit. Namun, sejauh ini penyebaran virus ini masih terus berlangsung.
(hmr)
