foto ilustrasi silikon untuk implan di tubuh (istimewa) |
Pairs (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan Prancis akhir pekan ini menyarankan 30.000 perempuan yang pernah melakukan cangkok payudara oleh Poly Implant Prothese (PIP), yang kini bangkrut, agar mengangkat silikon tersebut.
Kementerian itu menyatakan tak ada bukti risiko kanker dari silikon tersebut namun benda itu dapat robek dan menimbulkan bahaya.
Perempuan yang melakukan pencangkokan oleh PIP "tak menghadapi risiko kanker yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang melakukan pencangkokan dengan bahan produksi perusahaan lain", demikian antara lain isi pernyataan Kementerian Kesehatan. Tapi ada "risiko yang sangat kuat mengenai robeknya silikon tersebut".
Menteri Kesehatan Prancis Xavier Bertrand menyerukan pengangkatan silikon mereka sebagai "langkah pencegahan", demikian laporan AFP
Asuransi medis yang didukung negara akan membayar biaya pengangkatan silikon itu, tapi yang akan ditanggung hanya perempuan yang melakukan pencangkokan sebagai bagian dari operasi rekonstruksi, dan bukan karena alasan kecantikan.
Biaya total bagi asuransi sosial diperkirakan berjumlah sebanyak 60 juta euro.
Perusahaan Poly Implant Prothese (PIP), yang sekarang bangkrut, ditutup dan produknya dilarang sejak tahun lalu setelah perusahaan tersebut mengungkapkan telah menggunakan gel silikon yang tak mendapat pengesahan medis. Silikon itu juga memiliki tingkat kerobekan yang sangat tinggi pada bahan pencangkoknya.
Karena menghadapi kesulitan keuangan, perusahaan itu --yang pernah menjadi produser silikon pencangkokan terbesar ketiga di dunia, mengganti silikon tingkat-medis di dalam produknya dengan bahan yang memiliki kekuatan industri.
Dokumen yang diperoleh AFP memperlihatkan puluhan ribu perempuan di lebih dari 65 negara, terutama di Amerika Selatan dan Eropa barat, menjalani operasi cangkok payudara dengan bahan yang diproduksi PIP --yang menghentikan perdagangan tahun lalu.
(C003)
Editor: Aditia Maruli