Mahmoud Abbas | AP/Majdi Mohammed |
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dijadwalkan bertemu di Ramallah, Kamis, guna membahas proses perdamaian dan keprihatinan keamanan, kata satu sumber senior Palestina pada Selasa (10/12).
Sumber tersebut, yang tak ingin disebutkan jatidirinya karena ia tak berwenang berbicara dengan media, mengatakan kepada Xinhua Abbas dan Kerry akan bertemu untuk kedua kali dalam satu pekan dan membahas usul Kerry mengenai pengaturan keamanan antara Israel dan Palestina.
"Pemimpin Palestina tersebut menganggap usul Kerry mengenai pengaturan keamanan masa depan di Tepi Barat sulit, jelek dan menghina sebab itu hanya memenuhi kebutuhan keamanan Israel," kata sumber itu.
Pada Jumat, Kerry dijadwalkan mengakhiri kunjungan tiga-hari ke wilayah tersebut, tempat ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Abbas. Ia memberi kedua pemimpin itu usul yang berkaitan dengan keamanan.
Pengaturan keamanannya di Tepi Barat Sungai Jordan "bertujuan meningkatkan pembicaraan perdamaian yang berlangsung antara Israel dan Palestina", dan kebanyakan akan dilaksanakan dalam setiap kesepakatan perdamaian masa depan, kata Xinhua, Rabu pagi.
Beberapa sumber Israel dan Palestina mengatakan gagasan Kerry mengizinkan kehadiran permanen Israel di Daerah Lembah Jordan dan di Tepi Barat selama 10 tahun. Sementara itu, pasukan keamanan Palestina secara serentak akan dilatih untuk mengambil-alih setelah masa 10 tahun.
Sumber tersebut juga mengatakan gagasan Kerry menjelaskan kehadiran mencolok Israel di tempat di seberang perbatasan antara Tepi Barat dan Jordania.
Palestina menolak gagasan mengenai kehadiran setiap tentara Israel di wilayah Negara Palestina Merdeka, dan mengusulkan penempatan pasukan internasional untuk memantau perbatasan.