Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad. |
REPUBLIKA.CO.ID, Serangan terhadap Amerika serikat tidak henti-hentinya disampaikan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Dala kritikan terbarunya, ia mengatakan Partai Republik dan Partai Demokrat AS adalah dua sisi dari satu koin. Sedangkan kebebasan serta demokrasi tidak lain hanyalah "kebohongan besar" di negeri tersebut.
Hal itu dikemukakan Ahmadinejad Senin (30/1). Ia menegaskan bahwa kedua kubu itu telah berkuasa di Amerika Serikat selama lebih dari satu abad, akan tetapi pada hakikatnya mereka mengejar tujuan yang sama dan perbedaannya hanya pada pelaksana.
"Ada satu kelompok di balik tirai yang menyetir, akan tetapi tujuan mereka sama," katanya menegaskan
Presiden Iran juga menegaskan bahwa para pejabat AS telah kehabisan akal, mereka mengumbar ancaman bom dan menggunakan sanksi dan boikot ekonomi dan jika ada orang yang mendukung mereka, semata-mata hanya didasari karena rasa takut.
Amerika Serikat dan sekutunya menuding Republik Islam Iran "kemungkinan" mengacu program nuklir militer dan dengan alasan tersebut mereka menjatuhkan empat putaran sanksi di Dewan Keamanan serta serangkaian embargo unilateral tambahan terhadap Tehran.
Washington dan Uni Eropa baru-baru ini meningkatkan represi terhadap Iran hingga ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak mentah dari Republik Islam dan membekukan aset Bank
Sentral Iran di Uni Eropa. Sanksi itu ditetapkan dengan dibarengi ancaman repetitif opsi militer terhadap Republik Islam.
Namun hingga kini Iran telah menepis tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa program nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai untuk memproduksi listrik. Selain itu, sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT), Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir sipil.