Pemimpin prodemokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi untuk kali pertama menduduki kursinya di majelis rendah parlemen di ibukota pemerintahan di Naypyitaw, Senin (/7/2012). |
NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi untuk kali pertama muncul di parlemen, Senin (9/7/2012), menandai fase baru dalam perjuangannya selama hampir seperempat abad untuk membawa demokrasi di negara yang didominasi tentara itu.
Suu Kyi terlihat tenang ketika menduduki kursinya di parlemen untuk pertama kali di ibukota pemerintahan, Naypyidaw. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk negara," katanya kepada AFP.
Pejuang demokrasi itu merasakan jabatan publik pertamanya di tengah ketidakpastian di Myanmar setelah terjadinya kekerasn di sejumlah wilayah dan penangkapan beberapa mahasiswa yang mengganggu perubahan yang menjanjikan.
Meskipun demikian kehadirannya di parlemen juga terjadi di tengah harapan bahwa sejumlah tokoh senior garis keras akan digantikan dalam perombakan kabinet yang akan menandai perubahan besar-besaran pejabat tinggi di pemerintahan.
Pemimpin 67 tahun itu menjadi salah satu dari 37 anggota majelis rendah parlemen dari partai yang dipimpinnya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Seharusnya Suu Kyi sudah hadir di gedung parlemen pekan lalu. Namun dia menundanya akibat kelelahan yang dialaminya setelah lawatannya ke Eropa dan kunjungan ke konstituennya.
May Win Mynt, anggota lain NLD, menyatakan kegembiraannya atas kehadiran Suu Kyi. "Kami siap mendukungnya," kata May Win Mynt.
Parlemen itu sendiri masih didominasi milter dan sekutu-sekutu politiknya. Meskipun demikian, mereka tampak senang dengan kehadiran pemimpin oposisi itu. "Senang sekali dia bisa hadir hari ini, kami semua mengucapkan selamat datang padanya," kata Brigadir Jenderal Wai Lin.
Salah satu agenda partai NLD di parlemen adalah menghapus pasal di konstitusi yang memberikan "cuma-cuma" 25 persen kursi di parlemen.