Getty Images/AFP/OH Kadour
Pasukan Front Al-Nusra, Sayap Al-Qaeda di Suriah
WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan, sekalipun front Al Nusra di Suriah tetap menjadi ancaman, sekalipun telah menyatakan lepas dari kelompok teroris Al Qaeda.
"Para pemimpin front Al-Nusra diyakini tetap merancang serangan-serangan untuk melawan dunia barat," ungkap Jurubicara Gedung Putih Josh Earnest, seperti dilansir AFP, Kamis (28/7/2016).
Sebelumnya, Al-Nusra mengumumkan "perceraian" mereka dengan Al Qaeda dalam sebuah video yang disebarluaskan jaringan televisi Al-Jazeera.
Di dalam video itu terlihat pemimpin Al Nusra Abu Mohamad al-Jolani, untuk pertama kalinya.
Terkait pemisahan ini, Jolani mengatakan, Al-Nusra pun berubah nama menjadi Jabhat Fateh al-Sham (Front Penakluk Suriah).
Selanjutnya, kelompok ini mengaku akan Bersatu dengan kelompok pejuang utama di Suriah, yang oleh pihak penguasa disebut sebagai pemberontak.
"Tapi kami tak melihat alasan apapun yang menunjukkan bahwa aksi dan tujuan mereka akan berubah dari apa yang selama ini mereka lakukan," ungkap Jurubicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby.
"Kami tetap menganggap mereka sebagai bagian dari kelompok teroris internasional," kata Kirby lagi.
"Kami menilai sebuah kelompok berdasarkan apa yang mereka lakukan, bukan atas apa yang mereka akui," sambung dia.
Kelompok teroris Al Qaeda yang didirikan oleh Osama bin Laden menerima Al-Nusra sebagai bagian dari mereka pada 2013.
Editor | : Glori K. Wadrianto |