(REUTERS/Jason Reed )
|
VIVAnews - AS dan ASEAN meluncurkan inisiatif baru untuk memperluas hubungan perdagangan dan investasi kedua pihak. Inisiatif ini menandakan bahwa komitmen AS dalam membina hubungan dengan Asia Tenggara kian kuat.
Menurut kantor berita Reuters, kesepakatan baru itu muncul dalam pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Barack Obama, dengan sepuluh pemimpin negara anggota ASEAN, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia. Pertemuan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada 19 November 2012.
Inisiatif itu diberi nama U.S.-ASEAN Expanded Economic Engagement. Dengan inisiatif itu, para negara partisipan akan merumuskan cara mempermudah prosedur bea cukai, bersama-sama melindungi investor dan membuat prinsip perilaku bisnis.
Kerjasama ini juga bertujuan membuka jalan bagi terbentuknya blok ekonomi baru, yaitu Kemitraan Lintas Pasifik (TPP), yang digalang AS bersama sepuluh negara anggota ASEAN. Namun, blok TPP ini tidak melibatkan China.
Kerjasama baru itu juga dipandang sebagai cara Washington untuk menunjukkan eksistensinya dalam hubungan perdagangan dan ekonomi di Asia Tenggara. Kawasan ini dianggap termasuk yang saat ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga mengundang daya tarik para pebisnis Amerika dan mancanegara.
"ASEAN merupakan pasar ekspor terbesar keempat bagi AS dan juga mitra dagang terbesar kelima bagi kami," demikian keterangan kantor kepresidenan AS (Gedung Putih). "Pesatnya pembangunan ekonomi yang terus berlangsung di ASEAN menciptakan banyak peluang bagi ekspor AS," lanjut Gedung Putih.
Besarnya antusiasme AS dalam memperluas kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan ASEAN itu juga dipandang sebagai antisipasi atas menguatnya pengaruh China. Saat AS sibuk mempersiapkan blok TPP, China pun tidak mau kalah dengan membuat blok serupa bernama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RECP). Kerjasama ini melibatkan ASEAN bersama negara-negara lain, seperti China dan India.
ASEAN saat ini beranggotakan sepuluh negara Asia Tenggara. Mereka adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (umi)