AS Desak Para Pemimpin Timur Tengah untuk Redakan Ketegangan
Author : Administrator | Senin, 04 Januari 2016 15:52 WIB
|
Rakyat Iran menggelar protes di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran |
WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) hari Minggu (3/1/2016) mendesak para pemimpin Timur Tengah mengambil langkah-langkah yang dapat meredakan ketegangan di kawasan itu setelah Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah.
Eksekusi terhadap ulama tersebut memprovokasi kemarahan pihak Iran. Eksekusi itu langsung diikuti oleh serangan terhadap kedutaan Arab Saudi di Teheran.
Serangan tersebut pada gilirannya mendorong Riyadh untuk memutus hubungan diplomatik dengan Teheran.
"Kami mengetahui bahwa Kerajaan Arab Saudi telah memerintahkan penutupan misi diplomatik Iran di kerajaan itu," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby tentang keretakan hubungan diplomatik itu.
"Kami yakin bahwa hubungan diplomatik dan pembicaraan langsung tetap penting dalam bekerja mengatasi perbedaan dan kami akan terus mendesak para pemimpin di seluruh wilayah itu untuk mengambil langkah-langkah afirmatif guna menenangkan ketegangan."
Pemutusan hubungan diplomatik itu terjadi ketika pemimpin tertinggi Iran mengatakan, Arab Saudi akan menghadapi "pembalasan ilahi" terkait dengan eksekusi pada hari Sabtu terhadap Sheikh Nimr al-Nimr, dan saat negara-negara Barat menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan sektarian antara kaum Muslim Sunni dan Syiah.
Nimr, 56 tahun, merupakan kekuatan di balik protes anti-pemerintah tahun 2011 di wilayah timur yang kaya minyak di Arab Saudi.
Dia dihukum mati bersama dengan 46 orang lainnya, yaitu para aktivis Syiah dan militan Sunni. Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, orang-orang itu dihukum karena terlibat dalam serangan Al-Qaeda yang menewaskan puluhan orang tahun 2003 dan 2004.
Setelah eksekusi terhadap Nirm itu, massa menyerang kedutaan Saudi di Teheran dan kantor konsulat Saudi di Masyhad, kota kedua terbesar di Iran.
Pemerintah Saudi mengatakan, pihak telah meminta para pejabat Iran untuk menjamin keamanan di kedutaannya, tetapi Teheran rupanya gagal melindunginya.
Sumber: http://internasional.kompas.com/
Shared:
Komentar