(REUTERS/Shannon Stapleton)
|
VIVAnews - Amerika Serikat dan Iran dikabarkan telah memiliki kesepakatan mendasar mengenai program nuklir Iran. Mengutip laman New York Times, pejabat di pemerintahan Presiden Barack Obama mengatakan ini sebagai upaya untuk menghindari serangan militer terhadap Iran.
Pejabat Iran pun dilaporkan masih menunda pembicaraan, dan menunggu hingga pemilihan presiden AS berakhir. Karena Iran masih ingin tahu dengan siapa mereka akan melakukan negosiasi, apakah Obama atau pesaingnya di pilpres AS, Mitt Romney.
Tapi mengutip laman BBC, Gedung Putih membantah kabar tersebut. Gedung Putih memang mengaku telah siap untuk melakukan pertemuan secara bilateral dengan Iran. Namun, belum ada rencana untuk melakukan negosiasi seperti yang diberitakan New York Times.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Tommy Vietor juga membantah ada kesepakatan dari negosiasi AS dengan Iran. "Tidak benar bahwa AS dan Iran telah setuju untuk pembicaran satu-satu atau pertemuan lain setelah pilpres AS," ujar Vietor.
"Kami terus melakukan... solusi diplomatik dan telah mengatakan seperti apa yang sudah diketahui sebelumnya bahwa kami mungkin melakukan persiapan pertemuan bilateral," lanjut Vietor.
Saat ini, pembicaraan antara Iran dengan kelompok negosiasi P5+1 pun masih berjalan lambat. Belum ada kemajuan dalam pembicaraan yang juga melibatkan negara seperti AS, Inggris Raya, Perancis, China, Rusia, dan Jerman.
Topik Panas
Isu Iran pun menjadi pembahasan panas di Pilpres AS. Iran akan menjadi topik kunci dalam kebijakan luar negeri AS di Pilpres ini. Kampanye terakhir yang siap dilakukan antara Obama vs Romney pun menjadi penentu kedua kandidat untuk mengungkap rencana kebijakan luar negeri masing-masing.
Romney selama ini terus menuduh Obama bersikap lembek terhadap Iran. Obama menolak serangan militer terhadap Iran, baik yang dilakukan AS atau Israel. Tapi Romney menganggap Obama tak mencegah Iran untuk membangun fasilitas bom nuklir.
Tapi ucapan Romney dibantah Vietor. "Presiden telah bersikap jelas bahwa akan mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir. Kami akan melakukan itu," ucap Vietor.
AS pun berharap Iran tidak melakukan pembangunan senjata nuklir, atau akan menghadapi sanksi dan tekanan yang lebih keras.