Menlu RI Marty Natalegawa bertemu Menlu Kamboja Hor Namhong di Phnom Penh (REUTERS/Samrang Pring) |
VIVAnews - Indonesia mengucapkan selamat atas pelaksanaan pemilu sela Myanmar yang disebut sebagai tahapan penting ke arah konsolidasi demokrasi. Dengan semakin positifnya laju demokratisasi negara tersebut, Indonesia bersama ASEAN menyerukan pencabutan sanksi internasional terhadap Myanmar.
"Saya kira baik masyarakat dan pemerintah Myanmar perlu diberi ucapan selamat atas penyelenggaraan pemilu," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di sela pertemuan KTT ASEAN ke 20 di Phnom Penh, Rabu, 3 April 2012.
Terhadap pelaksanaan pemilu tersebut, Indonesia dan juga negara ASEAN menyerukan agar sanksi yang dijatuhkan kepada Myanmar bisa dicabut. Indonesia sendiri telah menyerukan pencabutan sanksi Myanmar dalam beberapa tahun terakhir. "Dengan adanya pelaksanaan pemilu sela ini, tinggal bagaimana kita bergerak dari seruan menjadi langkah konkret," ujarnya.
Sanksi atas Myanmar dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa sejak tahun 80an pada pemerintahan junta militer yang mengekang kebebasan berekspresi dan sarat pelanggaran HAM. Di antara sanksi tersebut adalah pelarangan berkunjung, pemberian Visa, impor, investasi dan pembekuan aset para petinggi di negara yang dulu bernama Burma ini.
Natalegawa mengatakan, dalam KTT ASEAN kali ini, Indonesia akan menyerukan semacam suara bersama negara-negara Asia Tenggara kepada negara negara Eropa dan Amerika Serikat agar segera mencabut sanksi terhadap Myanmar. Hal itu akan disampaikan pada pertemuan menlu ASEAN dan Uni Eropa di Brunei Darussalam pada 26-27 April mendatang.
"Dalam pertemuan ASEAN-UE tersebut, kita akan secara gamblang meminta UE mencabut sanksi atas Myanmar. Ini sangat penting agar proses demokratisasi ini membuahkan democratic dividend di mana masyarakat awam di Myanmar melihat bahwa langkah pemerintah ditanggapi positif oleh masyarakat internasional," kata Natalegawa. (eh)