Pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi melempar balik tabung gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan di Universitas Kairo, Giza, Mesir, Rabu (26/3). (AP/Amru Taha) |
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Korban tewas pada Jumat akibat bentrokan di Mesir meningkat menjadi empat orang, termasuk seorang wartawati, dalam aksi unjuk rasa sejuta orang dari Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi
Demo tersebut untuk memprotes calon presiden mantan Panglima Angkatan Bersenjata Abdel Fatah Al Sisi, aktor utama kudeta pelengseran Presiden Moursi. Wartawati Mayada Ashraf dari suratkabar Al Dustur tertembak saat meliput aksi unjuk rasa di Ain Shams, Kairo, dan tiga orang lagi tewas, kata Dinas Ambulans. Belasan orang terluka, termasuk beberapa polisi, kata sumber itu.
Perhimpunan Jurnalis Mesir mengungkapkan, kematian Mayada itu menambah daftar korban dari wartawan Mesir menjadi 10 orang sejak Revolusi yang menumbangkan rezim Hosni Mubarak tiga tahun silam. Ketegangan politik dan keamanan di Negeri Piramida itu kembali membara setelah Marsekal menyatakan siap bertarung dalam pemilihan presiden.
Ikhwanul Muslimin yang memboikot pemilu itu berikrar akan terus melancarkan aksi unjuk rasa menentang penguasa. Selain di Kairo, aksi unjuk rasa juga berlangsung di berbagai kota seantero negara itu.
Menteri Dalam Negeri yang juga membawahi kepolisian dan Lembaga Keamanan Nasional berikar akan menumpas teroris bila mengganggu keamanan. Pemerintah Mesir pada Desember lalu memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar sebagai organisasi teroris.