Ilustrasi (Reuters) |
Washington - Seorang pria di Ohio, Amerika Serikat (AS) berencana menyerang Gedung Capitol AS di Washington dengan senjata api dan juga bom. Pria ini mengaku bersimpati dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Seperti dilansir Reuters, Kamis (15/1/2015), pria bernama Christopher Cornell (20) yang telah ditahan polisi ini diketahui melakukan penelitian tentang cara merakit bom, dan bahkan membeli senapan semi-otomatis beserta sekitar 600 amunisi.
Dengan berbekal senjata dan bom tersebut, Cornell berencana pergi ke Washington untuk melakukan serangan terhadap Gedung Capitol AS yang menjadi kantor parlemen AS. Rencana Cornell ini dibongkar oleh seorang informan FBI yang melakukan penyamaran untuk menyelidiki Cornell lebih dekat.
Dokumen pengadilan setempat menunjukkan bagaimana Cornell menyatakan dukungannya bagi ISIS lewat akun twitter-nya dengan nama alias Raheel Mahrus Ubaydah. Cornell sempat mengungkapkan soal keterkaitannya dengan kelompok militan asing kepada informan FBI via pesan singkat.
"Kita telah mendapat acungan jempol dari saudara-saudara di sana dan Anwar al Awlaki sebelum dia mati martir dan banyak lagi lainnya," tulis Cornell kepada informan FBI yang menyamar sebagai militan tersebut. Awlaki merupakan tokoh senior Al-Qaeda di Yaman yang dilaporkan telah tewas akiabt serangan AS pada tahun 2011 lalu.
Kemudian dalam pertemuannya dengan informan PBB, Cornell menyebut dirinya menganggap anggota Kongres AS sebagai musuhnya dan dia telah merencanakan untuk memasang bom pipa di sekitar dan di dekat Gedung Cpaitol AS. Dia juga menyebut dirinya akan menggunakan senjata api untuk membunuh para staf di Gedung Capitol AS.
Menanggapi kasus ini, ayah Cornell, John Cornell menuturkan kepada CNN, bahwa dirinya meyakini putranya dipaksa untuk melakukan hal semacam ini.
"Tidak mungkin dia (Cornell-red) bisa menyusun rencana teroris seperti ini," ucapnya.
Cornell dijerat dakwaan percobaan pembunuhan pejabat pemerintahan AS dan juga dakwaan kepemilikan senjata api yang hendak digunakan dalam aksi kejahatan. Dia diadili di pengadilan federal di Ohio.