(REUTERS/Mike Segar)
|
VIVAnews - Presiden Barack Obama dan penantangnya, Gubernur Mitt Romney, tampak tampil habis-habisan saat melangsungkan debat putaran final jelang pemilihan umum 6 November 2012.
Dalam debat itu, Obama mencela Romney menggunakan pola pikir yang ketinggalan zaman saat menjabarkan kebijakan luar negeri, sedangkan Romney kembali menyinggung masalah ekonomi yang menjadi kelemahan pemerintahan Obama.
Menurut kantor berita Reuters, debat putaran terakhir itu berlangsung di Universitas Lynn, Boca Raton, pada Senin malam waktu setempat (Selasa pagi WIB). Debat putaran final selama 90 menit ini lebih menyorot isu hubungan luar negeri AS.
Seperti pada putaran kedua, Obama langsung tampil agresif melawan Romney dari awal debat. Dia mengritik penantang dari Partai Republik kekurangan ide soal masalah di Timur Tengah.
Presiden AS itu bahkan tidak segan-segan mencela pernyataan Romney sebelumnya, yang menilai jumlah kapal perang Amerika mereka kini lebih sedikit dari masa lalu sehingga mengurangi kapabilitas militer. Romney menyerukan agar jumlah kapal perang ditambah, dari 285 menjadi sedikitnya 300 unit.
Pernyataan ini menjadi bahan Obama mengejek Romney. "Pak Gubernur, kita pun kini punya lebih sedikit kuda dan bayonet," kata Obama, yang merasa pola pikir Romney itu sudah kuno.
Contoh lain lagi, papar Obama, saat Romney pernah menyebut Rusia sebagai "musuh geopolitik" bagi AS. Ini sama saja mengembalikan suasana ke masa lalu.
"Perang Dingin itu sudah berakhir 20 tahun lalu," seru Obama sambil melirik ke Romney, dalam debat yang ditengahi oleh jurnalis senior Bob Schieffer. "Saat menyinggung kebijakan luar negeri, Anda sepertinya meminjam kebijakan-kebijakan era 1980an," lanjut Obama.
Merasa dirinya disindir habis-habisan, Romney pun berupaya membalikkan keadaan dengan berseru bahwa pemerintahan Obama selama ini belum mampu mengatasi situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara yang terus bergejolak.
"Menyerang saya bukanlah agenda [debat]. Menyerang saya bukan menggambarkan bagaimana kita menghadapi berbagai tantangan di Timur Tengah."
Selanjutnya, mantan gubernur negara bagian Massachusetts ini kembali menyinggung masalah ekonomi dalam negeri. Bagi Romney, ekonomi yang lemah turut mempengaruhi keamanan nasional AS.