Hosni Mubarak (Foto reuters/ Antaranews/Grafis) |
Kairo (ANTARA News) - Kendati tidak sepadat pekan lalu, demontrasi sejuta umat kembali digelar di Bundaran Tahrir, ikon revolusi di pusat kota Kairo, pada Jumat (27/4) untuk menolak calon presiden (capres) loyalis presiden terguling Hosni Mubarak.
Bila aksi sejuta umat pada Jumat pekan silam yang diikuti ratusan ribu orang dari berbagai elemen pro demokrasi, maka unjuk rasa serupa kali ini hanya tampak diikuti puluhan ribu orang dari kubu Islam, Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
Seperti unjuk rasa sejuta umat pada Jumat pekan lalu, spanduk dan yelyel protes kali ini pun sama, yakni intinya menolak capres Ahmed Shafik, mantan Perdana Menteri yang dianggap loyalis Mubarak.
Shafik termasuk 13 capres yang lolos dalam daftar final yang akan bertarung dalam pemilihan presiden pada 23 dan 24 Mei mendatang.
Shafik sendiri pada awal pekan ini telah dikesampingkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari daftar capres terkait dengan disahkannya Undang-Undang yang melarang para mantan pejabat tinggi di masa Mubarak untuk ikut capres.
Namun, KPU pada Rabu (25/4), menerima kembali Shafik dalam daftar capres setelah purnawirawan jenderal itu mengajukan memori hukum bahwa pengesampingannya sebagai capres tidak konstitusional.
Undang-Undang pelarangan loyalis Mubarak itu menyebutkan bahwa para pejabat tinggi di era Mubarak yang menjabat dalam 10 tahun hingga 11 Februari 2011 -- tanggal jatuhnya Mubarak -- tidak diperkenankan ikut dalam capres.
Mantan Menteri Luar Negeri, Amr Moussa, salah satu capres kuat saat ini, lolos dari UU tersebut karena telah 11 tahun keluar dari jajaran pemerintahan rezim Mubarak dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Liga Arab, yang masa tugasnya berakhir tahun lalu.
Daftar final capres saat ini tercatat 13 orang setelah KPU pada 14 April lalu mengesampingkan 10 capres termasuk mantan Wakil Presiden Omar Suleiman dan capres populer dari Ikhwanul Muslimin, Khairat El Shater, yang dianggap tidak memenuhi syarat.
Selain Shafik dan Amr Moussa, para capres yang akan memperebutkan posisi terhormat tersebut adalah Mohamed Moursi, Abul Ezz Al Hariri, Mohamed Fauzi, Husam Khairallah, Abdel Monem Abul Fatuh, Hosam El Bastawesi, Mahmoud Hesamuddin, Salem El Awwa, Hamdain Sibahi, Abdellah El Asaal, dan Khaled Ali. (M043)