( REUTERS/Julia Lazarova )
|
VIVAnews - Di tengah-tengah kemarahan publik akibat beberapa permasalahan yang membelit Bulgaria, Perdana Menteri Boiko Borisov, memutuskan mengundurkan diri pada Rabu kemarin. Juru bicara parlemen Bulgaria, Tsetska Tsacheva pun mengkonfirmasikan hal itu kepada media.
Dilansir New York Times, Rabu 20 Februari 2013, pengunduran diri Borisov baru akan efektif setelah parlemen mencapai kata sepakat pada hari Kamis ini. Sementara Borisov mengatakan langkah pengunduran dirinya dianggap sudah tepat.
"Rakyatlah yang memberikan kekuasaan kepada kami dan hari ini kami mengembalikannya kepada mereka," ujar Borisov yang sudah menjabat sejak 2009.
Pengunduran diri Borisov ini terjadi di tengah protes besar-besaran masyarakat akibat beberapa masalah yang membelit Bulgaria antara lain kenaikan harga listrik, korupsi dan memburuknya standar kehidupan di negara tersebut.
Mereka turun ke jalan pada Selasa malam. dan melakukan unjuk rasa terbesar yang pernah dilakukan selama 15 tahun terakhir. Unjuk rasa ini berakhir bentrok dengan kepolisian setempat. Sekitar 10.000 ribu orang ikut dalam unjuk rasa tersebut sambil berteriak "mafia" yang ditujukan kepada pemerintah Bulgaria.
Pengunduran diri Borisov terjadi setelah pada hari Senin lalu, Menteri Keuangan Bulgaria, Simeon Djankov telah lebih dulu mundur. Sikap yang diambil oleh kedua petinggi negara ini, malah dianggap beberapa pengamat bukanlah sikap yang bijak untuk mengatasi masalah yang terjadi di negara itu. Namun rakyat akan melihatnya sebagai pengakuan bahwa kebijakan ekonomi yang mereka terapkan tidak berhasil.
Menurut sebuah organisasi peneliti politik, Pusat Strategi Liberal, jika parlemen Bulgaria menyetujui pengunduran diri Borisov, maka Presiden Rosen Plevneliev akan segera menunjuk penggantinya. (eh)