Sosial media, Salam World, rencananya akan dirilis bulan Ramadhan tahun ini. (istimewa) |
London (ANTARA News) - Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengharap "Salam World", jejaringan Islam mampu mengaktualisasikan potensi-potensi Islam yang selama ini terpendam.
Harapan itu disampaikan oleh Din Syansuddin dalam acara Salam World Inaugural Global Summit di Ciragan Palace, Istanbul, demikian Muhamad , pejabat Salam World dalam keterangannya yang diterima ANTARA News London, Selasa.
Dalam acara tersebut hadir beraneka tokoh muslim yang dating dari berbagai negara diantaranya dari Amerika, Kanada, Yaman, Rusia, Jerman, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Libya, Polandia, Kazakhstan, termasuk Indonesia.
Din Syamsuddin lebih lanjut menyarankan agar Salam World meninggalkan hal-hal yang bersifat formal dan mengedepankan substansi dan melahirkan produk yang kompetitif. "Saya harap Salam World mampu mengaktualisasikan potensi-potensi Islam yang selama ini terpendam," ujarnya.
Selain Din Syamsuddin selaku executive board Salam World melakukan pertemuan khusus dengan pimpinan Salam World juga hadir KH. Said Agil Siroj .
Menurut Muhamad, Istanbul tempat pertemuan tersebut bagaikan perlombaan pidato, banyak tokoh muslim dari berbagai ujung dunia memberikan dukungan untuk Salam World. Mereka juga memberikan masukan apa saja yang harus diperhatikan agar usaha jejaring Islam itu sukses.
Tidak hanya itu, beberapa selebritas Islam juga hadir seperti Sammy Yusuf dan Riz Khan.
Abdul Vakhed Niyazov, Chairman of Salam World kembali menegaskan tekad timnya untuk mengisi kekosongan media sosial bernuansa Islam bagi 1,5 milyar muslim di atas dunia.
Ia berjanji, bulan Ramadhan tahun ini, Salam World akan diluncurkan dengan harapan bisa segera menjadi rumah semua kelompok Islam yang tersekat tempat, waktu, budaya serta bahasa.
Sementara itu Mahathir Muhamad dalam sambutannya menegaskan kebutuhan media sosial (jejaring sosial) bagi umat Islam saat ini sudah tidak dapat ditunda lagi.
Bila hanya mengikuti media sosial yang ada maka dampaknya relatif negatif. "Karena itu saya bersedia ikut terlibat dan mendukung lahirnya Salam World," ujarnya.
Ketua PB NU, Said Aqil Siroj menandaskan bahwa Islam bukan hanya agama yang membicarakan soal surga dan neraka. Islam juga merupakan agama yang terkait dengan ekonomi, teknologi, politik dan budaya.
Karenanya, orang Islam juga harus memiliki kemampuan dalam bidang IT.
Dipesankan agar Salam World mengedepankan tekonologi tinggi dan menebar keharmonisan. Tidak boleh menabur kebencian apalagi teorisme.
Nihad Awad, Chairman of Council of American-Islamic Relations berharap Salam World dapat mengembalikan identitas umat Islam.
Mirip dengan itu, wakil dari Kuwait meminta agar jejaring sosial yang akan lahir tersebut dapat menjadi agent of change sehingga bersifat aktif bagi penggunanya.
Semua pembiaca menyampaikan dukungannya dalam acara Inaugural Summit yang dihelat di pinggir Selat Bosporus tersebut diakhiri dengan hiburan dari Sammy Yusuf dari Inggris.
(ZG)