Julia Pierson |
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Direktur Dinas Pengamanan Presiden AS atau Secret Service, Julia Pierson, mengundurkan diri, Rabu (1/10/2014), menyusul serangkaian blunder pengamanan oleh divisi elite perlindungan presiden itu, termasuk satu kejadian di mana seorang penyusup bersenjata memasuki area Gedung Putih.
Pierson mengundurkan diri sehari setelah dicerca dalam sebuah rapat dengan para anggota parlemen, yang menyatakan bahwa mereka bingung dengan kegagalan para agen Secret Service. Sebuah blunder lain yang terjadi baru-baru ini adalah saat seorang mantan penjahat bersenjata berada satu lift dengan Presiden Barack Obama.
Pierson, perempuan pertama yang menjadi direktur Secret Service, menduduki posisi itu dengan harapaan dapat mengembalikan reputasi lembaga itu setelah terpuruk akibat para agennya terlibat skandal mabuk-mabukan dan prostitusi. Namun dia meninggalkan Secret Service di tengah sejumlah pertanyaan para kritikus yang memperingatkan bahwa nyawa presiden dan keluarganya justru tidak aman, menyusul beberapa kasus kegagalan pengamanan.
Tak kuat terhadap tekanan politik yang meningkat, Pierson pun memohon pengunduran diri dan hal itu diterima oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson. Johnson lalu menunjuk Joseph Clancy sebagai pengganti sementara. Clancy sebelumnya mengepalai divisi perlindungan presiden Secret Service.
Sebuah panel independen akan ditunjuk untuk menyelidiki insiden pada 19 September, ketika seorang tunawisma berpisau, yang merupakan seorang veteran militer AS, bernama Omar Gonzalez melompati pagar Gedung Putih dan memasuki kediaman presiden itu. Gonzalez, Rabu, mengaku tidak bersalah terhadap tiga tuduhan termasuk tuduhan memasuki bangunan yang mestinya tidak boleh dimasuki.
Dalam sebuah insiden lain bulan lalu, seorang kontraktor keamanan bersenjata yang punya catatan kriminal diperbolehkan berada satu lift dengan Obama ketika ia mengunjungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, Georgia.
Dalam perkembangan lain, Juru Bicara Obama, Josh Earnest, Rabu, mengatakan bahwa pihak kepresiden baru tahu tentang keadaan di Atlanta itu tak lama sebelum hal itu muncul dalam sebuah laporan pada Selasa.
Kinerja buruk Pierson membuatnya tidak bisa berkutik untuk membela lembaga yang pimpinnya di hadapan para anggota parlemen marah pada Selasa. "Sudah jelas bahwa rencana keamanan kami tidak dilaksanakan dengan baik," kata Pierson tentang penyusupan pada 19 September. "Hal ini tidak bisa diterima dan saya bertanggung jawab penuh. Dan saya akan memastikan bahwa hal itu tidak terjadi lagi."
Setelah rapat itu, Pierson dibanjiri seruan pengunduran diri yang dilntarkan para anggota parlemen yang marah, meski pihak Gedung Putih mengatakan masih punya keyakinan terhadapnya.
Senator Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan hal yang benar dengan mengganti kepemimpinan Secret Service. "Serangkaian pelanggaran itu serius dan sulit untuk menjelaskannya. Mereka perlu mengatasinya dengan cepat dan untungnya, proses ini telah dimulai."
Gedung Putih mengatakan bahwa Obama, yang mengatakan ia punya keyakinan penuh terhadap para agen yang melindunginya, menelepon Pierson pada Rabu sore untuk menyampaikan terima kasih atas pelayannya selama 30 tahun.
Insiden Gonzalez dan blunder di lift itu telah menjadi katalis bagi pengunduran diri Pierson. Penyusupan veteran perang Irak berusia 42 tahun memicu ketidakpercayaan yang meluas. Para anggota parlemen menuntut untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa melewati pagar besi, melaju 70 meter di rumput, memasuki pintu depan Gedung Putih yang tidak terkunci, melumpuhkan seorang agen dan berlari ke East Room tanpa dihentikan. Gonzalez akhirnya dihadang seorang petugas Secret Service yang tidak sedang bertugas yang berjalan melewati tempat itu. Pencarian terhadap mobilnya kemudian menemukan adanya ratusan butir amunisi.
Secret Service telah berada dalam sorotan dalam beberapa tahun terakhir terkait sejumlah kegagalan pengamanan, termasuk penembakan di Gedung Putih yang mengenai gedung itu pada November 2011. Insiden tahun 2011 menjadi bahan laporan harian Washington Post baru-baru ini yang menyoroti bahwa ternyata butuh waktu empat hari bagi Secret Service untuk menentukan bahwa Gedung Putih memang telah ditembak.
Para agen Secret Service juga terlibat dalam skandal dengan para perempuan tuna susila sewaktu Presiden Obama melakukan kunjungan kenegaraan ke Kolombia tahun 2012. Selain itu, tiga orang agen Secret Service yang mengawal presiden Obama dalam kunjungan ke Amsterdam dan kedapatan mabuk pada Maret 2012 dikirim pulang ke Amerika.