Drama Penyelamatan di Aljazair, 30 Sandera Tewas

Author : Administrator | Jum'at, 18 Januari 2013 10:03 WIB
Kilang gas Amena di Aljazair (REUTERS/Kjetil Alsvik/Statoil via Scanpix )

VIVAnews - Drama pembebasan ratusan sandera dari tangan kelompok sempalan al-Qaeda di kilang gas Aljazair berakhir tragis. Penyerbuan pasukan Aljazair ke tempat tersebut menewaskan 30 sandera dan sedikitnya 11 anggota teroris.

Diberitakan Reuters, penyerbuan pada Kamis, 17 Januari 2013, tersebut berhasil membebaskan ratusan sandera, termasuk puluhan warga asing. Sebanyak tujuh dari sandera tewas yang telah diidentifikasi adalah warga Jepang, Inggris dan Prancis.

Delapan sandera  tewas lainnya adalah pekerja Aljazair. Kebangsaan korban lainnya masih belum diketahui. Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 41 warga asing disandera oleh kelompok Mokhtar Belmokhtar di kilang gas Amenas milik perusahaan minyak Aljazair, Sonatrach, bekerja sama dengan perusahaan minyak Inggris, BP, dan Norwegia, Statoil.

Saksi mata mengisahkan, korban tewas terbanyak berasal dari empat mobil Jeep yang diroket tentara Aljazair. Menurut saksi, saat itu para teroris hendak memindahkan para sandera ke tempat lain, namun terlanjur dibom tentara.

Salah seorang sandera selamat, Stephen McFaul, dari Irlandia mengatakan bahwa dia hampir saja mati. Dia berada di Jeep ke lima yang tidak dihancurkan pasukan Aljazair. Di lehernya diikatkan bom yang bisa meledak kapan saja.

Komandan pasukan Aljazair mengatakan bahwa penyerbuan dilakukan 30 jam setelah penyanderaan dimulai. Mereka memutuskan untuk menyerang setelah para teroris yang menamakan diri "Batalion Darah" ingin memindahkan para sandera ke luar negeri. Mereka menuntut dihentikannya serangan Prancis pada kelompok al-Qaeda di Mali.

Pemerintah Aljazair sebelumnya menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan negosiasi apapun dengan para teroris. "Kami katakan di hadapan para teroris kemarin, sama seperti sekarang, tidak akan ada negosiasi, pemerasan, tak ada ampun untuk teroris," kata Menteri Komunikasi Mohamed Said.

Sementara itu, para pemerintah negara asal para pekerja tengah harap-harap cemas. Mereka masih menunggu laporan resmi identitas korban tewas dan asal negaranya.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memperingatkan rakyatnya untuk bersiap pada kemungkinan terburuk. Dia bahkan membatalkan pidato kebijakannya Jumat ini untuk memantau situasi. Dia berpendapat, seharusnya Aljazair merundingkan dulu dengan mereka sebelum menyerang.

Perdana Menteri Norwegia juga sampai saat ini belum mendapatkan informasi apapun terkait korban tewas. Pemerintah Amerika Serikat di Gedung Putih juga sama, masih menunggu kabar resmi dari lokasi kejadian.

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: