Duterte sampaikan 'berpisah' dari Washinton di Cina, AS minta penjelasan

Author : Administrator | Jum'at, 21 Oktober 2016 08:28 WIB

Amerika Serikat mengatakan pernyataan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk 'berpisah' dari Washinton bertentangan dengan hubungan baik kedua negara selama ini.

Hal tersebut dinyatakan Presiden Duterte usai bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, di Beijing, Kamis 20 Oktober, dalam lawatan selama empat harinya.

"Saya mengumumkan perpisahan dengan Amerika Serikat," katanya, "Amerika tidak mengendalikan hidup kami. Cukup sudah omong kosong."

  • Duterte ke Cina, sinyal Filipina 'jauhi Amerika Serikat'
  • Pemrotes anti-Amerika ditabrak polisi di Manila
  • Duterte kutuk lagi presiden AS: Pergilah ke neraka, Obama!

Bukan pertama kali, Presiden Duterte mengeluarkan komentar kontroversial terkait AS dan Presiden Obama.

 

Bagaimanapun Kementerian Luar Negeri AS menyatakan akan mencari penjelasan tentang hal yang sebenarnya dimaksud Duterte.

"Aliansi AS-Filipina dibangun atas sejarah 70 tahun, kaya dengan hubungan rakyat antar rakyat dan daftar panjang atas keprihatinan keamanan bersama," kata juru bicara gedung Putih, Eric Schultz, kepada para wartawan.

Penjelasan atas pernyataan Duterte itu agaknya menjadi agenda utama dalam kunjungan Daniel Russel -salah seorang diplomat senior untuk Asia Timur dan Pasifik- ke Manila akhir pekan ini.

 

  • Filipina akan tunda latihan bersama dengan Amerika Serikat
  • Presiden Duterte kecam Presiden Obama terkait HAM

Presiden Duterte bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam lawatan empat hari ke Cina.

 

Bukan pertama kalinya Presiden Duterte mengeluarkan pernyataan keras terkait hubungan dengan Amerika Serikat maupun atas Presiden Barack Obama.

Presiden Duterte bahkan pernah mengumpat Obama sebagai 'anak pelacur' maupun menyuruhnya 'untuk pergi ke neraka'.

Kunjungan Presiden Duterte ke Cina memang tidak hanya dilihat untuk meningkatkan hubungan kedua negara, tapi juga 'menandai pergeseran orientasi' kebijakan luar negeri Manila.

Sebenarnya hubungan Filipina-Cina memburuk terkait sengketa kepemilikan atas Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan.

Bulan Juli, Mahkamah Internasional memutuskan untuk mendukung Manila dan menolak klaim Beijing, yang membuat ketegangan semakin meningkat.

Namun belakangan Duterte memperlihatkan nada bersahabat dengan Cina, dan pada saat bersamaan mengecam AS serta negara-negara Barat, yang mengkritik kebijakannya dalam membunuh pengedar narkotika tanpa proses hukum.

Sumber: BBC Indonesia

 

 

Sumber: http://www.tribunnews.com/internasional/2016/10/21/duterte-sampaikan-berpisah-dari-washinton-di-cina-as-minta-penjelasan?page=2
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: