Gempa Turki Tewaskan 1.000 Orang

Author : Administrator | Senin, 24 Oktober 2011 13:50 WIB
Warga berada di bangunan yang hancur diguncang gempa 7,3 magnitud di Desa Tabanli, di timur Provinsi Van, Turki, Minggu (foto : kompas.com 23/10/2011).
ISTAMBUL - Sedikitnya 1.000 orang diperkirakan tewas setelah gempa 7,2 skala Richter (SR) mengguncang dan meruntuhkan puluhan bangunan di Kota Van dan Ercis, Turki, Minggu (23/10).

Tim SAR terus berjuang menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah bangunan di kota Van dan daerah sekitar tepi Danau Van, dekat perbatasan Turki dengan Iran.

“Kami mendengar tangisan dan rintihan dari bawah puing-puing saat sedang menunggu tim penyelamat tiba,” kata Halil Celik, seorang pemuda yang tinggal di pusat kota Van kepada Reuters, Minggu (23/10).

Kandilli Observatory and Earthquake Research Institute di Istanbul menyebutkan, gempa berkekuatan 7,2 SR. Sedangkan Survei Geologi Amerika Serikat sebelumnya melaporkan besarnya 7,6 SR kemudian dikoreksi 7,2 SR.

Gempa terjadi pukul 10:41 GMT (13:41 waktu setempat) berpusat 16km (10 mil) sebelah tenggara Kota Van, Turki. Gempa terjadi pada kedalaman 5 kilometer.

Selain meruntuhkan bangunan, gempa juga memutuskan saluran telepon dan listrik di kota Van dan Ercis. Gempa pun dirasakan warga di pusat kota dan provinsi tetangga, seperti Bitlis, Mus, Batman, Diyarbakır dan Hakkari.

Wakil Perdana Menteri Turki Besir Atalay menyebutkan, sekitar 10 bangunan runtuh di Kota Van dan sekitar 25 sampai 30 bangunan amblas di Kota Ercis.

“Kami memperkirakan sekitar 1.000 bangunan rusak dan ratusan nyawa hilang. Korban jiwa bisa bertambah hingga mencapai 500 atau 1.000 nyawa,” kata Manajer Umum Observatorium Kandilli Mustafa Erdik dalam konferensi pers, kemarin.

Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan turun ke Kota Van untuk melihat langsung kondisi korban. “Banyak bangunan runtuh, banyak orang terbunuh. Kami menunggu bantuan darurat, itu sangat mendesak,” kata Zulfikar Arapoglu, Wali Kota Ercis seperti dilaporkan televisi NTV.

Setelah gempa utama, Turki masih terus diguncang gempa susulan hingga lebih 20 kali. Warga yang resah berlari ke luar rumah dan siaga di jalan-jalan. Gambar televise NTV menunjukkan kamar gemetar dan furnitur jatuh ke tanah dan orang-orang berlarian ke luar dari bangunan.

Puluhan pekerja darurat dan penduduk merangkak di atas gedung bertingkat di Van untuk mencari orang yang terjebak di bawah bangunan. Di lokasi lain, kendaraan tampak hancur di jalan oleh reruntuhan bangunan.
 
Kantor berita Xinhua melaporkan, 30 orang tewas di Ercis, dan sekitar 80 bangunan telah runtuh di kota itu. Di Kota Van, sekitar 50 orang luka-luka dibawa ke rumah sakit.

“Kami membutuhkan tenda mendesak dan tim penyelamat. Kami tidak memiliki ambulans,. Dan kami hanya memiliki satu rumah sakit. Kami memiliki banyak tewas dan terluka,” kata Arapoglu.

Menurut Bulan Sabit Merah Turki, 25 bangunan yang terdiri dari gedung apartemen dan satu asrama mahasiswa ambruk di Ercis. Bulan Sabit Turki telah mengirim tenda, selimut dan makanan ke wilayah tersebut.

Di Hakkari, sekitar 100 km (60 mil) selatan dari Kota Van, seorang koresponden Reuters mengatakan gedung tempat dia berada bergoyang sekitar 10 detik saat gempa terjadi.

Berbagai Negara di dunia telah menawarkan bantuannya seperti Cina, Jepang, Amerika Serikat, Azerbaijan, serta negara-negara Eropa dan Israel yang hubungannya memburuk sejak pasukan komando Israel menewaskan sembilan orang Turki dalam serangan terhadap armada bantuan pada 2010.

Untuk diketahui, Turki dilintasi beberapa jalur patahan aktif dan sehari-hari gempa kecil sering terjadi. Dua gempa besar di atas 7 SR pernah terjadi di barat laut Turki pada 1999 dan menewaskan lebih dari 20.000 orang.

Sedangkan di Kota Van, gempa pernah melanda pada November 1976 dan 5.291 orang dinyatakan tewas serta sekitar 50 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Pada Mei lalu, dua orang tewas dan 79 terluka ketika gempa mengguncang di barat laut Turki. (RTR/AFP/esg)
Sumber: http://www.jpnn.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: