PM Israel, Benyamin Netanyahu. |
JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel sudah menangguhkan perundingan damai dengan Palestina setelah tercapainya rekonsiliasi antara faksi Hamas dan Fatah.
Keputusan itu dicapai setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memimpin pertemuan kabinet Israel selama enam jam.
Faksi-faksi Palestina mengumumkan kesepakatan Klikrekonsiliasi, Rabu (23/4/2014), dengan mengatakan akan berupaya membentuk pemerintahan bersatu dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liberman, hari ini mengatakan bahwa langkah tersebut membuat kesepakatan damai menjadi "tidak mungkin".
Sebelumnya seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan Gedung Putih terpaksa mempertimbangkan kembali bantuan kePalestina jika Hamas dan Fatah membentuk pemerintahan bersatu, tujuh tahun setelah kedua faksi itu bertikai.
Amerika Serikat bersama dengan Israel dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Para pejabat Palestina mengatakan rekonsiliasi sebagai urusan dalam negeri dan rakyat Palestina bersatu akan menguatkan perdamaian.
Perundingan langsung kedua Israel dan Palestina terancam ambruk setelah Amerika Serikat menyerukan "langkah-langkah yang tidak membantu" awal bulan ini.
Otorita Palestina mengajukan permohonan untuk masuk dalam 15 konvensi PBB, yang ditanggapi Israel dengan pembatalanpembebasan tahanan Palestina dan mengurangi kontak dengan Palestina.