VIVAnews - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, sore ini kembali mengunjungi Jakarta untuk membicarakan perkembangan hubungan bilateral dengan Indonesia. Namun, suatu lembaga swadaya internasional meminta Clinton juga menyorot kasus-kasus intoleransi atas kelompok minoritas dan soal tahanan politik di Indonesia.
Seruan itu diutarakan Human Rights Watch, menjelang kunjungan Clinton ke Jakarta, 3 September 2012. "Menteri Clinton harus mendesak pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah konkrit untuk menanggapi intoleransi religius yang meningkat," kata John Sifton, Direktur Advokasi Asia di HRW.
"Indonesia perlu mengakui bahwa undang-undang dan kebijakan yang opresif (menindas) atas minoritas religius telah menyulut kekerasan dan diskriminasi," lanjut dia di laman resmi HRW, 2 September 2012, waktu setempat.
Menurut LSM yang bermarkas di New York itu, pihak berwenang Indonesia telah gagal menanggapi secara layak atas meningkatnya kekerasan massal oleh kelompok-kelompok militan di Jawa dan Sumatera atas kaum minoritas religius. HRW menyebut sejumlah kasus, seperti penyerangan atas kaum Ahmadiyah di 14 lokasi pada 2011 hingga serangan ke pengikut Syiah di Jawa Timur pada 26 Agustus 2012.
Untuk mengatasi dan mencegah berulangnya kembali masalah itu, menurut Sifton, Clinton harus mendesak Indonesia mencabut peraturan pemerintah 1969 dan 2006 mengenai pendirian rumah ibadah, peraturan pada 2008 mengenai anti ahmadiyah, dan peraturan lain yang memicu kasus-kasus intoleransi.
Keberadaan tahanan politik di tanah air turut menjadi perhatian. HRW mencatat Indonesia saat ini menahan hampir seratus aktivis dari Maluku dan Papua karena dianggap makar dan menyulut kebencian (haatzaiartikelen), seperti menggelar demonstrasi dan mengibarkan bendera kelompok separatis.
Sementara itu, baik pemerintah AS maupun pejabat Indonesia belum ada yang menyinggung desakan dari HRW maupun isu-isu spesifik yang akan diangkat Clinton saat berada di Jakarta. Kementerian Luar Negeri RI, melalui pengumuman resmi, hanya menyatakan bahwa kunjungan itu akan membicarakan penguatan kemitraan strategis antarpemerintah.
Agenda ini akan disinggung saat Clinton mengunjungi Menlu Marty Natalegawa di Pejambon pada Senin sore. Kedua menteri juga akan membicarakan isu-isu lain yang menjadi perhatian bersama. (umi)