India Tolak Hegemoni China

Author : Administrator | Rabu, 20 Februari 2013 08:40 WIB
Peta perbatasan India dengan China

NEW DELHI, KOMPAS.com - India tidak menginginkan hegemoni China di kawasan mana pun di dunia, termasuk di Asia. India menginginkan segala masalah ditangani dengan perangai yang baik dan segala respek. India tidak menginginkan kejayaan satu negara di atas beban negara lain.

Demikian ditegaskan Deputi Direktur Jenderal Institute for Defence Studies and Analyses (IDSA) Brig Rumel Dahiya SM dalam pertemuan dengan para wartawan ASEAN di New Delhi, India, Senin (18/2), sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Simon Saragih.

Dia mengatakan itu sehubungan dengan sengketa di kawasan Laut China Selatan yang memanas. Seperti diketahui, dalam sengketa tersebut, China mendaulat bahwa seluruh kawasan Laut China Selatan merupakan wilayah kedaulatannya.

Di sisi lain, sebagian kawasan tersebut juga diklaim sebagai bagian dari milik Malaysia, Brunei, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Isu Laut China Selatan merupakan topik yang ditanyakan sehubungan dengan peran India di dunia dan khusus di Asia sebagai salah satu negara yang dianggap memiliki kekuatan global.

Direktur Jenderal IDSA Dr Arvind Gupta menyatakan, adalah hal yang lumrah jika kawasan seperti Laut China Selatan merupakan perhatian banyak pihak. Itu sehubungan dengan peran Laut China Selatan sebagai bagian dari jalur penting internasional dalam hal perdagangan.

”AS juga seharusnya tidak tinggal diam soal isu Laut China Selatan, demikian juga negara-negara lain,” kata Gupta.

Dahiya menambahkan bahwa sengketa atau isu Laut China Selatan harus ditangani berdasarkan catatan sejarah dan hukum internasional.

India memiliki hubungan yang baik dengan China. ”Meskipun demikian, India tidak menginginkan China yang hegemonik,” tutur Dahiya.

Intinya, India memiliki prinsip bahwa di dunia ini atau di kawasan mana pun berlaku prinsip untuk tumbuh dan hidup saling menguntungkan antara satu negara dan yang lain.

”Kita tidak menginginkan situasi dengan tekanan dari satu negara terhadap negara lain,” ujar Dahiya.

Saat ditanya apakah India akan turut berperan jika kemelut Laut China Selatan berkembang menjadi masalah, IDSA mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada keinginan ASEAN. India sudah diminta sebagai pembanding dalam hal isu Laut China Selatan.

Akan tetapi, Dahiya menekankan bahwa peran India dalam isu tersebut bukan bermaksud pula sebagai penekan China. India memiliki prinsip untuk saling membantu dalam beragam masalah internasional.

Dalam sejumlah kesempatan, China selalu mengatakan bahwa kemajuan ekonomi China tidak akan membuat China menjadi kekuatan yang mengancam.

China juga selalu menekankan bahwa setiap masalah bisa diatasi dengan dialog. Akan tetapi, China tidak menginginkan jika isu di Asia selalu melibatkan AS.

Penolakan China

Sementara itu, China secara tegas menolak upaya Filipina sebelumnya, yang mengajukan masalah sengketa di kawasan Laut China Selatan untuk diselesaikan di pengadilan arbitrase internasional.

Pengadilan itu mengacu pada Konvensi Hukum Laut Internasional Perserikatan Bangsa- Bangsa (UNCLOS) tahun 1982.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, Selasa, Duta Besar China di Manila Ma Keqing telah mengembalikan pemberitahuan resmi Filipina terkait upaya pengajuan ke arbitrase tersebut.

Ma mengembalikan pemberitahuan resmi tersebut ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Filipina dengan alasan gugatan Filipina itu tak benar, baik secara fakta sejarah maupun hukum.

Sumber: http://internasional.kompas.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: