Seorang tentara menjaga kapal tanker dari serangan bajak laut (REUTERS) |
VIVAnews - Iran telah menghentikan penjualan minyak mentah ke Inggris dan Prancis sejak Minggu waktu setempat. Ini adalah balasan dari Iran setelah Uni Eropa menerapkan sejumlah sanksi ekonomi dan perdagangan, seperti yang telah diterapkan AS, terkait aktivitas program nuklir di negara Teluk Persia itu.
Uni Eropa bulan lalu telah menyatakan tidak akan lagi membeli minyak dari Iran mulai 1 Juli 2012. Namun, Iran justru membalas dengan mempercepat penghentian jual-beli minyak ke dua negara utama Eropa, Inggris dan Prancis.
"Ekspor minyak ke Inggris dan Prancis telah dihentikan. Kami selanjutnya menjual minyak kami ke konsumen baru," kata juru bicara Kementerian Perminyakan Iran, Alireza Nikzad, dalam laman resmi mereka yang dikutip kantor berita Reuters.
Iran, yang dikenal sebagai produsen minyak mentah terbesar kelima se-dunia, juga mengancam akan menutup Selat Hormuz, yang merupakan jalur utama distribusi minyak di Timur Tengah.
Menanggapi manuver Iran itu, Uni Eropa mengaku tidak akan kesulitan pasokan minyak. Mereka mengaku saat ini punya cadangan untuk memenuhi kebutuhan minyak selama 120 hari.
Situasi itu kian menambah ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat. Mereka, bersama Dewan Keamanan PBB, berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi dan perdagangan lantaran Iran bersikeras melanjutkan program pengolahan nuklir, karena dikhawatirkan bisa menjadi senjata pemusnah massal.
Iran sendiri berkali-kali membantah nuklir yang mereka olah akan menjadi bom atom, namun hanya untuk sumber pembangkit listrik. Iran menyatakan berhak untuk mengolah dan mengembangkan teknologi nuklir seperti sejumlah negara lain. (np)