Nicolas Maduro diangkat sebagai presiden sementara Venezuela
|
VIVAnews - Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro disumpah untuk menjabat presiden sementara pada Jumat waktu setempat. Selama 30 hari sebelum pemilu, dia akan meneruskan ideologi dan cita-cita Hugo Chavez.
Diberitakan CNN, Maduro diambil sumpahnya di Dewan Nasional Caracas, tiga hari setelah kematian Chavez akibat kanker. Ditanya apakah dia akan menegakkan hukum dan mematuhi konstitusi Venezula, dia menjawab, "saya bersumpah".
Dalam pidatonya, Maduro mengatakan bahwa dia akan meneruskan warisan ideologi dan program-program Chavez. "Kita masih mengenangnya di hati kita. Saya menyimpannya di dalam hati, dia adalah nama dari jiwa saya, karena saya adalah anaknya," kata Maduro.
"Kita di sini untuk menjamin perdamaian, keamanan dan stabilitas politik. Upaya perbaikan hidup rakyat miskin Venezuela akan dilanjutkan. Dimajukan dan ditinggikan dengan sosialisme!" lanjut Maduro.
Maduro juga memegang paham Chavez yang menganggap kekuatan imperialisme Amerika Serikat sebagai musuh. Dia mengatakan bahwa imperialis AS akan segera mengalami kemunduran dan negara itu akan hancur. "Saat itu akan menjadi momen yang paling menakjubkan bagi kemanusiaan," kata Maduro.
Karena Chavez belum sempat disumpah usai memenangkan pemilu akhir tahun lalu, maka dalam waktu 30 hari akan digelar pemilu ulangan antara Maduro dan pemimpin oposisi Henri Capriles. Pengangkatan Maduro sebagai presiden sementara dikecam Capriles yang menurutnya inkonstitusional.
"Untuk menjadi presiden, rakyat harus memilihmu. Ini jelas di konstitusi. Nicolas, mereka tidak memilihmu," kata Capriles.
Proses pemakaman Chavez Jumat waktu setempat berlangsung khidmat. Beberapa kepala negara turut hadir, di antaranya adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Rencananya jasad Chavez akan dibalsem untuk dipamerkan selamanya di Venezuela. (sj)