Laut China Selatan (REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool)
|
Jepang - Pemerintah Jepang tidak ingin ikut campur dan terlibat dalam berbagai konflik yang saat ini sedang dihadapi negara-negara ASEAN termasuk konflik di Laut China Laut Selatan. Namun, mereka ikut peduli terhadap kestabilan dan perdamaian di kawasan perairan itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Jepang untuk kawasan Asia Tenggara, Kimihiro Ishikane, usai membuka konferensi perdagangan antara Jepang-ASEAN di Jakarta, Senin 4 Maret 2013.
Dalam kesempatan tersebut, Ishikane turut menegaskan bahwa dalam menyikapi konflik, mereka tidak akan berpihak kepada salah satu negara ASEAN yang tengah berkonflik.
"Saya rasa posisi Jepang dalam menyikapi berbagai konflik yang melibatkan negara ASEAN termasuk konflik China Selatan sudah jelas. Kami tidak akan ikut campur dalam konflik tersebut dan mendukung setiap keputusan yang diambil, selama keputusan tersebut sesuai dengan hukum internasional," ujarnya.
Menurut Ishikane, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik Laut China Selatan yaitu dengan berpatokan kepada hukum internasional yang diratifikasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bagi Jepang, negara-negara di kawasan Asia Tenggara merupakan mitra penting. Karena, selain kawasan tersebut menjadikan Jepang sebagai mitra investasi utama, ASEAN turut berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi Jepang usai dilanda gempa dan tsunami besar pada 2011.
"Bahkan, para menteri luar negeri dari kawasan ASEAN pada April 2011 mengadakan pertemuan khusus untuk membantu dan memberikan semangat bagi Jepang supaya segera pulih," ungkap Ishikane.
Oleh sebab itu, Jepang bertekad untuk selalu menjaga hubungan baik yang sudah terjalin selama 40 tahun dengan negara-negara ASEAN.