VIVAnews - Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, menyatakan Kesultanan Sulu masih membuka pintu negosiasi dengan pemerintah Filipina. Menurut dia, jatuhnya korban dapat dihindari jika pemerintah Filipina mendukung perjuangan mereka untuk merebut kembali Sabah.
Pernyataan Jamalul tersebut disampaikan kepada media cetak Filipina, Daily Inquirer, pada Minggu 3 Maret 2013. Dia mengatakan pihak Kesultanan Sulu masih dapat bernegosiasi dengan pemerintahan Presiden Aquino walaupun Aquino secara jelas terlihat lebih memihak Malaysia.
"Jalur negosiasi belumlah terlambat karena seperti yang saya sampaikan semua kemungkinan masih terbuka. Pintu kesultanan masih terbuka untuk negosiasi," ungkapnya dalam jumpa wartawan yang berlangsung pada Minggu siang kemarin di rumahnya.
Jamalul merasa heran dengan sikap Pemerintah Filipina yang malah lebih memihak Malaysia. "Mengapa mereka tidak berada di pihak kami? Kami warga Filipina, tetapi mereka lebih memihak Malaysia?"
Dalam kesempatan itu, Jamalul juga menegaskan bahwa Sulu menduduki Sabah hanya karena mereka ingin mengambil kembali tanah yang sejak lama memang menjadi milik Kesultanan Sulu. "Ini bukan lelucon. Ini adalah masalah besar," tegasnya di hadapan media.
Jamalul menyatakan ini sebagai masalah yang serius, karena banyak warga Sulu dan kaum muslim Filipina yang bersedia mengorbankan nyawanya demi masalah ini.
Niat bernegosiasi itu direalisasikan melalui permintaan putri mahkota Sulu, Jacel Kiram, yang meminta untuk bertemu dengan utusan resmi Presiden Benigno Aquino yang dapat dipercaya.
"Jika mereka benar-benar peduli dan serius untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan damai. Apa sulitnya untuk duduk bersama dengan kami untuk membicarakan hal ini tanpa melibatkan pihak ketiga?" ucapnya seperti dikutip laman The Malaysia Insider, Minggu 3 Maret 2013.
Jacel juga mempertanyakan sikap pemerintah Filipina yang tidak mengajak pihak Kesultanan Sulu untuk berbicara mengingat masalah sengketa lahan ini telah menjadi pemberitaan internasional.
Dia mengingatkan pengikut Kesultanan Sulu yang masih bertahan di Sabah untuk tetap tenang dan tidak terpancing amarah kepada pemerintah Malaysia yang menganggap mereka sebagai musuh. "Kaum muslim Filipina dan warga Malaysia di daerah itu, mereka bukan musuh," kata Jacel.
Seperti diberitakan sebelumnya, baku tembak kembali terjadi di Sabah pada Sabtu malam. Dalam baku tembak tersebut, lima polisi Malaysia dilaporkan tewas. Diperkirakan masih terdapat sekitar 100 hingga 200 tentara Sulu pimpinan Sultan Agbimuddin Kiram yang masih bertahan di Sabah.
Pemerintah Filipina sebelumnya telah meminta Kesultanan Sulu untuk menyerah namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Sulu.
Sementara untuk mempertahankan wilayah Sabah, pihak Malaysia kembali mengerahkan dua batalion tentara keamanan untuk mengusir tentara Sulu keluar dari Sabah.