Korban Gempa Jepang Kesulitan Makanan, Wali Kota Hanya Makan Sepotong Tahu

Author : Administrator | Senin, 18 April 2016 10:19 WIB
Warga berkumpul untuk berlindung di depan balai kota di Kota Mashiki, prefektur Kumamoto, Jumat (15/4/2016). Pada Senin (18/4/2016) para korban gempa mulai kesulitan makanan.

 

TOKYO, KOMPAS.com — Korban dari serangkaian gempa bumi yang mematikan di Perfektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang selatan, Senin (18/4/2016), mulai membutuhkan bantuan.

Di tengah paparan suhu dingin karena menghabiskan malam di bawah tenda-tenda darurat, mereka juga kehabisan makanan, seperti dilaporkan Reuters.

Semua persediaan pangan terkubur puing rumah mereka. Anak-anak menjerit meminta makan, sementara orangtua kebingungan bagaimana mendapatkan makanan.

Warga Jepang yang memiliki etos kerja tinggi dan jarang mengeluh kini mulai merasakan pergolakan soal perut karena kesulitan makanan.

Persoalan itu telah ditanggapi Pemerintah Jepang. Tokyo meningkatkan personel regu penyelamat menjadi 30.000 orang untuk menyediakan makanan dan mencari korban hilang, Senin ini.

Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter pada Sabtu (16/4/2016) dini hari telah menewaskan sedikitnya 33 orang.

Peristiwa itu terjadi setelah lebih dari 24 jam sebelumnya gempa bermagnitudo 6,4 menewaskan sembilan orang di wilayah yang sama, Perfektur Kumamoto.

Lebih dari 1.000 orang terluka. Terjadi kerusakan yang luas pada rumah-rumah warga. Banyak ruas jalan putus dan jembatan rusak akibat dua gempa itu.

Satu ruas jalan raya utama di kaki gunung di sebuah lembah di Kumamoto putus total. Diduga kuat ada pelintas yang tertimbun. Regu penolong masih ketar-ketir mengatasi longsor susulan karena ratusan gempa.

Akibat jalan dan jembatan putus, rantai distribusi pangan darurat juga terkendala.

Hari Senin ini, Amerika Serikat diharapkan mengerahkan pesawat bantuan ke pelosok-pelosok. Namun, pesawat itu mustahil bisa mendarat di wilayah terpencil di lembah dan bukit.

Banyak warga menjerit kesulitan makanan, tidak terkecuali wali kota ini. "Kemarin, saya makan hanya satu potong tahu dan nasi. Itu saja," kata wali kota salah satu daerah yang terkena gempa seperti dirilis Reuters, Senin (18/4/2016).

Sejak Kamis (14/4/2016), setelah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter, hingga kini telah terjadi lebih dari 500 kali gempa susulan di Kyushu.

Faktor itu pula yang membuat tim penyelamat khawatir akan bencana susulan. Gempa umum terjadi di Jepang yang berada dalam jaringan seismik aktif "ring of fire", seperti halnya Indonesia.

Sumber: http://internasional.kompas.com/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: