TRIBUNNEWS.COM, BERN - Setelah melukai dua polisi, seorang pria bersenjata di Swiss akhirnya bunuh diri dalam sebuah aksi pengepungan oleh polisi, Selasa (3/1/2016).
Apara keamanan mengatakan, seorang pria berusia 33 tahun mencabut pistol ketika polisi sedang menggeledah rumahnya di sebuah kota kecil bernama Rehetobel, seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Kepolisian wilayah Appenzell Ausserrhoden sedang merazia ganja dan sekaligus mencari apakah ada warga yang membudayakan tanaman haram tersebut.
Sekelompok orang bersenjata lalu melarikan diri, tetapi seorang di antaranya terpojok di sebuah tempat di dekat rumahnya.
Setelah bersitegang selama beberapa jam, termasuk negosiasi melalui telepon, tersangka kemudian menembak dirinya sendiri.
Pria tersebut, yang berbalut seragam militer, mengatakan ia memiliki bahan peledak di sebuah ransel dan mengancam akan meledakkannya.
Saat menggeledah rumah tersangka, polisi menemukan sejumlah publikasi tentang senjata.
Tersangka terlibat baku tembak dengan polisi, dan ia tidak terkait dengan terorisme, namun insiden baku tembak sangat jarang terjadi di negara yang tenang seperti Swiss.
Kejahatan bersenjata jarang terjadi di Swiss sekalipun negara itu tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kepemilikan senjata api tertinggi di dunia.
Warga diperbolehkan untuk memiliki senjata di rumah di luar periode wajib militer.
Hukum memungkinkan setiap warga negara yang berusia di atas 18 untuk memiliki senjata dalam kondisi tertentu.
Ada sekitar dua juta senjata di tangan warga sipil di antara sekitar delapan juta penduduk negara itu.