(REUTERS/Mike Segar)
|
VIVAnews - Barack Obama dan penantangnya, Mitt Romney, kembali berdebat untuk meraih dukungan publik jelang pemilihan umum presiden pada 6 November mendatang. Dalam debat putaran kedua ini, Obama bertekad tampil lebih agresif untuk menutup kelemahannya di putaran pertama, yang dikuasai Romney.
Menurut stasiun berita Reuters, debat putaran kedua ini berlangsung di Universitas Hofstra, negara bagian New York, pada Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB). Obama dan Romney harus menjalani tiga putaran debat di tiga lokasi berbeda di tengah-tengah periode kampanye.
Dalam debat kali ini, kedua kandidat disaksikan oleh para warga yang diundang. Ada dari mereka yang berkesempatan bertanya langsung kepada kandidat.
Dimoderatori oleh seorang jurnalis senior stasiun berita CNN, Obama kali ini tampil lebih agresif sejak awal dengan menyerang rencana ekonomi versi Romney, calon dukungan Partai Republik yang pernah menjabat sebagai gubernur Massachusetts.
"Gubernur Romney berkata, dia sudah merancang rencana lima poin...Tapi, dia cuma punya satu, yaitu memastikan bahwa segelintir rakyat kelas atas diperlakukan berbeda," lanjut Obama. Dia tampak menyindir rencana kebijakan ekonomi Romney yang hanya menguntungkan warga kaya, namun dengan mengorbankan mayoritas rakyat.
"Itulah yang menjadi falsafah dia selama berkecimpung di sektor swasta, dan juga falsafah sebagai gubernur, serta sebagai kandidat presiden," lanjut Obama, yang kembali dijagokan Partai Republik untuk memimpin Amerika selama empat tahun ke depan mulai Januari 2013.
Sebaliknya, Romney menuduh Obama selama ini membiarkan ekonomi berjalan stagnan. "Kelas menengah telah dihantam selama empat tahun terakhir dan lahan pekerjaan menjadi sangat langka," kata Romney, yang dikenal sebagai eksekutif investasi sebelum terjun ke gelanggang politik.
"Kami melihat lebih sedikit orang yang bekerja saat ini dari saat ketika presiden [Obama] mulai menjabat...Kami belum mencapai kemajuan yang diperlukan untuk membuat banyak orang kembali bekerja," lanjut Romney, yang berada di atas angin setelah, menurut sejumlah survei, mendominasi debat putaran pertama.
Masalah ekonomi memang sudah diperkirakan kembali menjadi bahan debat yang dominan di putaran kedua ini. Kubu Romney kembali memanfaatkan masih tingginya tingkat pengangguran di AS --walau saat ini turun menjadi 7,8 persen-- dan krisis anggaran yang melanda pemerintahan Obama selama empat tahun terakhir.
Sebaliknya, Obama tampak ingin menyinggung latar belakang Romney saat mengangkat masalah ekonomi. Dikenal sebagai eksekutif investasi sebelum menjadi gubernur, Romney dikritik lebih mementingkan bisnisnya ketimbang mendekatkan diri kepada rakyat biasa. (art)