Sebuah foto yang menampilkan luasnya area yang tertutup longsor di Shenzen, China. Sekitar 33 gedung di lokasi tersebut runtuh akibat longsor. (Reuters.) |
VIVA.co.id - Ratusan pekerja sosial masih mencari orang-orang yang mungkin menjadi korban dalam peristiwa tanah longsor di Shenzen, China.
Musibah tanah longsor yang terjadi di kawasan industri di Shenzen pada Minggu, 20 Desember 2015 tersebut meruntuhkan 33 bangunan yang berada di sekitar lokasi. Tujuh orang berhasil diselamatkan, mereka tak mengalami luka berarti. Namun, menurut pihak berwenang Shenzen, sekitar 91 orang lainnya masih hilang.
Seperti dikutip dari BBC, Senin, 21 Desember 2015, kantor manajemen penanganan bencana di Shenzen melaporkan, sekitar 900 orang sudah berhasil dievakuasi sebelum longsor terjadi. Longsor tersebut menyelimuti area seluas 380.000 meter persegi. Lumpur yang meruntuhkan dan menimbun gedung-gedung dilaporkan mencapai kedalaman hingga 10 meter. Lembaga tersebut juga melaporkan terjadinya ledakan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar gas yang berlokasi di sekitar area longsor.
Media lokal melaporkan, hasil penyelidikan awal menunjukan, tanah longsor terjadi ketika gundukan besar limbah tanah dan konstruksi menjadi tidak stabil dan runtuh. Harian People's Daily mengatakan, gundukan itu dikumpulkan di sebuah tambang batu yang telah diubah menjadi area pembuangan dengan pintu masuk dan keluar menghadapi sentra industri.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu pagi, 20 Desember 2015, sekitar pukul 11.40 waktu setempat di distrik Guangming, tak jauh dari kota Shenzen. Penghuni area tersebut yang berhasil dievakuasi mengatakan, mereka mendengar suara gemuruh yang sangat kuat saat longsor terjadi.
Badan penanganan bencana mengatakan, 33 gedung runtuh dengan kondisi yang berbeda-beda, mulai dari runtuh sedikit, hingga hancur seluruhnya. Gedung yang runtuh di antaranya adalah tiga asrama pekerja, beberapa pabrik dan perkantoran, gedung kantin, dan bangunan lainnya.
Media pemerintah melaporkan, 59 pria dan 32 wanita masih hilang. Petugas mengaku mendapat sinyal kehidupan dari tiga lokasi terpisah. Ratusan pekerja sosial, polisi, dan petugas khusus masih berada di lokasi untuk membantu operasi penyelamatan. Presiden Xi Jinping telah memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan mereka yang masih hilang.