Pesawat milik maskapai penerbangan Tiger Airways.
|
MELBOURNE — Seorang mahasiswa Australia yang dikecewakan oleh perusahaan penerbangan murah Tiger Airways melampiaskan kemarahannya di Facebook, yang menghasilkan 50.000 likes dan memaksa perusahaan tersebut meminta maaf.
Hari Minggu (7/4/2013), Nathaniel Martin akan terbang dari Hobart ke Melbourne. Namun ketika hendak naik pesawat, dia diberi tahu pesawatnya terlalu penuh. Oleh karena itu, dia diminta tidak naik. Karena harus terbang hari itu juga, karena dia harus masuk kuliah pukul 08.00 keesokan harinya di Melbourne, Martin terpaksa membeli tiket pesawat lain senilai 296 dollar. Dengan demikian, secara keseluruhan dia harus membayar 500 dollar (sekitar Rp 5 juta), demikian laporan news.com.au.
"Ketika hendak naik ke pesawat, saya diberi tahu bahwa penumpang terlalu banyak sehingga saya tidak bisa terbang," tulis Martin kepada Tiger Airways lewat Facebook. "Alasannya adalah karena saya orang terakhir yang check in meskipun saya sudah membeli tiket ini sebulan lalu dan check in 15 menit lebih awal. Seorang polisi yang sudah berpengalaman 20 tahun bekerja mengatakan ini adalah pelayanan paling buruk yang pernah dilihatnya dan seorang pramugari juga mendesak saya untuk menuntut perusahaan Anda."
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, beruntung orangtua Martin datang ke bandara dan membantu membayar separuh harga karcisnya. "Sekarang saya sudah dua jam terlambat, capek, kehilangan 500 dollar, dan tidak punya uang tunai untuk naik bus ke rumah. Semua ini karena ketidakbecusan Anda." "Sekarang saya mau ganti rugi 495,45 dollar, permintaan maaf penuh untuk saya dan keluarga dan jaminan bahwa Anda tidak akan lagi menjual kursi lebih banyak dari penumpang. Saya juga tidak akan terbang lagi dengan Tiger dan akan menceritakan hal ini kepada siapa saja yang saya temui," tulis Martin.
Keesokan harinya, setelah mendapatkan 50.000 likes di Facebook, Martin mendapatkan telepon dari Tiger Airways, yang setuju membayar kembali semua ganti rugi dan meminta maaf. Setelah mereka mencapai persetujuan, Martin kemudian menghapus pesannya di Facebook tersebut. "Tiger Airways setuju membayar semua tiket yang sudah saya bayarkan, termasuk penerbangan Jetstar ke Melbourne. Mereka sudah baik dengan memberikan respons cepat dan memperbaiki kesalahan mereka," tulis Martin kemudian.
Dalam keterangannya kepada news.com.au, Tiger Airways mengatakan situasi yang dialami sebenarnya jarang sekali terjadi. "Menjual tiket lebih banyak dari kursi penumpang sebenarnya merupakan praktik yang biasa dilakukan perusahaan penerbangan. Sebab, selalu ada penumpang yang batal atau tidak datang. Namun, situasi ini sebenarnya jarang sekali terjadi," kata seorang juru bicara Tiger Airways.