Yinchuan (ANTARA News) - Muslim di China, khususnya di Provinsi Ningxia dan Xinjiang, Senin, mulai merayakan Iduladha 1432 Hijriah, dan mereka mendapatkan libur selama empat hari di Ningxia, sedangkan di Xinjiang libur tiga hari.

"Seluruh kantor pemerintahan libur selama empat hari untuk menghormati etnis Hui sebagai etnis mayoritas di Ningxia. Etnis ini identik dengan muslim," kata Li Wen Ming, wakil dewan agama Ningxia, Li Wen Ming, saat jumpa pers dengan para wartawan Indonesia dan Malaysia di Yinchuan, Ningxia, Senin .

Libur empat hari pada Hari Raya Kurban di Provinsi Ningxia adalah untuk menghormati etnis Hui sebagai etnis mayoritas di sini. Dari jumlah penduduk Ningxia 6,3 juta orang, etnis Hui populasinya mencapai 2,25 juta yang semuanya beragama Islam, katanya.

Sementara di Xinjiang libur selama tiga hari berturut-turut. Masjid Idkah, kota Kashgar, Provinsi Xinjiang, salah satu masjid terbesar di China siap menerima sekitar 100.000 orang melakukan salat Id. "Tahun lalu, ada sekitar 100.000 orang yang melakukan salat Iduladha di sini," kata imam masjid Idkah, Kasghar, Ilma.

Di Kashgar, kota strategis dalam jalur sutra ini, rakyat etnis Uyghur yang dominan di Provinsi Xinjiang akan merayakan dengan menari dan bernyanyi di area publik. Masjid Idkha memiliki halaman luas di tengah kota yang biasanya juga digunakan untuk masyarakat etnis Uyghur merayakan libur Iduladha dengan menari dan menyanyi.

Berbeda dengan Xinjiang dengan etnis Uyghur, di Provinsi Ningxia, etnis Hui yang juga beragama Islam merayakan Iduladha dengan cara memasak daging kurban dan makan bersama keluarga.

Hanya provinsi yang diberikan otonomi khusus karena mayoritasnya muslim saja yang libur berkaitan dengan Iduladha. Provinsi lainnya tidak ada libur.

Walaupun di bawah pemerintahan partai komunis China, kehidupan beragama Islam di provinsi yang etnis mayoritasnya muslim dapat berkembang baik. Banyak terdapat masjid di Provinsi Xinjiang dan Ningxia.

Di Provinsi Ningxia dengan populasi muslim 2,25 juta dari total penduduk 6,3 juta, terdapat sekitar 3.700 masjid. Sekolah Islam pun ada di sana. Bahkan di Kashgar, salah satu kota di Provinsi Xinjiang, nama toko, perkantoran, jalan, dan penunjuk jalan menggunakan tiga bahasa sekaligus, yakni bahasa Uyghur yang menggunakan bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris.