Muslim Prancis Serukan Semua Tenang Tanggapi Edisi Terbaru Charlie Hebdo

Author : Administrator | Rabu, 14 Januari 2015 09:27 WIB
ilustrasi

Paris - Cover edisi terbaru Charlie Hebdo yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad berpotensi memicu kemarahan umat muslim dunia. Namun kelompok muslim Prancis menyerukan agar umat muslim tetap tenang dan menghormati kebebasan berpendapat.

Seperti dilansir AFP, Rabu (14/1/2015), French Council of Muslim Religion dan Union of French Islamic Organisation merilis pernyataan gabungan yang meminta umat muslim tidak terpancing dengan karikatur Nabi Muhammad tersebut.

"Tetap tenang dan hindari reaksi emosional yang tidak sesuai dengan martabat ... sembari menghormati kebebasan berpendapat," demikian bunyi pernyataan gabungan tersebut.

Edisi terbaru majalah satire Charlie Hebdo akan diterbitkan pada Rabu (14/1) waktu setempat, atau seminggu setelah serangan brutal yang menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi mereka, Stephane Charbonnier.

Dalam edisi terbaru tersebut, ditampilkan karikatur Nabi Muhammad dengan jubah putih yang tengah menitikkan air mata sambil memegang kertas bertuliskan 'Je Suis Charlie' atau yang berarti 'I am Charlie' di bawah headline berbunyi 'TOUT EST PARDONNE' yang berarti 'All is forgiven'.

Rencananya edisi terbaru Charlie Hebdo ini akan diterbitkan sebanyak 3 juta eksemplar. Padahal biasanya hanya dicetak sekitar 60 ribu eksemplar. Lonjakan fantastis ini dikarenakan banyak pelanggan di berbagai penjuru Prancis telah memesan edisi Rabu tersebut.

Charlie Hebdo menjadi target ekstremis setelah berulang kali mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Beberapa orang yang menyatakan mendukung kebebasan berbicara menyatakan mereka 'bukan Charlie' karena mereka merasa majalah tersebut menghina Islam dan umat muslim.

Namun Arab World Institute di Paris mendukung penuh kampanye solidaritas bagi Charlie Hebdo. Tulisan besar berwarna merah yang berbunyi 'We are all Charlie' dalam bahasa Arab dan Prancis tergantung di bagian depan gedung institut kebudayaan yang didirikan oleh Prancis dan 18 negara Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir dan Yaman tersebut.

Sumber: http://news.detik.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: