Presiden AS Barack Obama dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (REUTERS/Jason Reed)
|
Palestina - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan dihentikannya pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina. Hal ini, ujarnya, demi dilanjutkannya kembali perundingan damai antara Israel dan Palestina yang mandek sejak 2010 lalu.
Hal ini disampaikannya usai bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat, dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah. Dalam konferensi pers, Obama mengatakan bahwa pembangunan permukiman oleh Israel malah mengganggu proses perdamaian kedua negara.
"Inti permasalahan ini adalah bagaimana memperoleh kedaulatan untuk rakyat Palestina dan keamanan bagi rakyat Israel," kata Obama setelah bertemu Abbas selama dua jam, Kamis 21 Maret 2013, dilansir Reuters.
"Bukan berarti permukiman tidak penting. Tapi untuk menyelesaikan masalah ini, masalah pembangunan permukiman ini harus diselesaikan dulu," lanjutnya lagi.
Hal serupa juga disampaikan Obama dalam pidatonya di hadapan mahasiswa Israel di Yerusalem usai berkunjung ke Ramallah. Dia mengatakan, pembangunan permukiman Yahudi kontraproduktif dengan perdamaian yang dicita-citakan.
Sementara Abbas dalam konferensi pers tersebut mengatakan, rakyatnya telah memimpikan punya kehidupan normal di bawah bendera negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Dia mengatakan, jika merdeka, Palestina siap hidup berdampingan dengan Israel.
"Tapi kemerdekaan tidak bisa dihasilkan melalui kekerasan, penjajahan, pembangunan tembok, permukiman, penahanan, dan menyangkalan hak-hak tawanan," kata Abbas menggambarkan perlakuan Israel pada rakyat Palestina.
Perundingan damai antara kedua negara berhenti pada tahun 2010 setelah Israel mencairkan moratorium pembangunan permukiman Yahudi. Penghentian pembangunan permukiman di wilayah yang dicaplok Israel pada Perang tahun 1967 adalah persyaratan yang diajukan Abbas sebelum perundingan berlangsung.