Hasil survei menunjukkan 33 persen responden menempatkan Obama di tempat terbawah dalam daftar 12 presiden sejak PD II. |
WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta warga AS agar tidak menyerah pada rasa takut. Hal ini ia sampaikan pada pidato peringatan ke-13 serangan 11 September 2001, Kamis (11/9/2014).
Obama dan istrinya, Michelle Obama, mengheningkan cipta di Gedung Putih. Selanjutnya, mereka mengunjungi Pentagon, tempat yang juga menjadi sasaran teroris pada 11 September 2001, selain Gedung World Trade Center.
Obama mengatakan, teror itu telah menghancurkan bangunan khusus milik AS, termasuk menara kembar World Trade Center di New York.
"Mereka berusaha untuk mematahkan semangat kita dan mencoba membuktikan kepada dunia bahwa kemampuan menghancurkan mereka lebih besar daripada kemampuan kita untuk bertahan dan membangun," uja Obama.
Tetapi, Obama mengatakan, Al Qaeda telah meremehkan ketahanan AS.
"Kita terus berjuang karena sebagai orang Amerika, kita tidak mudah menyerah kepada rasa takut. Tidak akan," ujarnya.
Strategi baru
Sebelumnya, Obama mengatakan dalam sebuah pidato televisi kepada rakyat AS, Rabu (10/9/2014) malam waktu setempat atau Kamis pagi WIB, bahwa negaranya akan melancarkan serangan udara terhadap Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah dan memperluas operasi di Irak.
"Saya telah menyatakan dengan jelas bahwa kita akan memburu para teroris yang mengancam negara kita, di mana pun mereka berada," kata Obama.
"Itu berarti, saya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap ISIS di Suriah serta Irak. Ini adalah prinsip inti kepresidenan saya: jika Anda mengancam Amerika, Anda akan mengetahui bahwa tidak ada tempat yang aman (buat Anda)."
Deklarasi Obama itu menjawab seruan dari semakin banyak politisi AS akan langkah tersebut, seiring dengan meningkatnya dukungan publik.
Obama juga mengumumkan bahwa sebanyak 475 penasihat militer AS akan pergi ke Irak sehingga total jumlah mereka di negara itu akan menjadi 1.700 orang. Pada saat yang sama, Obama menjelaskan perbedaan strategi melawan ISIS dengan perang habis-habisan di Irak kurang dari tiga tahun setelah dia menarik pasukan tempur dari negara itu.
"Langkah ini tidak akan melibatkan pasukan tempur Amerika yang berperang (darat) di tanah asing," kata Obama.