Presiden Palestina, Mahmoud Abbas |
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengancam akan menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel. Ancaman tersebut dikeluarkan terkait sikap Israel yang terus menahan jutaan dolar bantuan pajak untuk Palestina.
Seperti dilansir Aljazirah, Ahad (22/2), seorang pejabat senior Palestina, Nabil Shaath mengatakan, Abbas memperingatkan para pemimpin Eropa terkait hal ini. Ia mengatakan, para pejabat Palestina akan membahas masalah ini di pertemuan dewan pekan depan.
"Kami telah memberitahu masyarakat internasional, bahwa kita tak akan dapat melanjutkan koordinasi keamanan dan otoritas Paelsetina mungkin tak dapat meneruskan hal ini jika Israel terus mencuri uang kita," ujar Shaath.
Para pejabat Palestina mengatakan, Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara Arab telah meminta Palestina menunda keputusan tentang membatalkan koordinasi keamanan dengan Israel hingga pemilu Israel. Menurut negara-negara tersebut, Israel akan melepaskan bantuan setelah pemilu.
Namun, para pejabat Palestina mengatakan, mereka khawatir Israel bisa terus menahan pajak sebagai balasan atas tindakan Palestina pada April lalu. Para pejabat berbicara pada The Associated Press dengan nama anonim, bahwa mereka akan membahas hal ini dalam musyawarah internal.
Sejak Palestina memutuskan untuk bergabung dengan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC), Israel telah menahan pajak bantuan untuk rakyat Palestina. Israel memotong hingga 140 juta dolar pajak ke Palestina selama dua bulan terakhir.