Peta Papua Nugini |
SYDNEY, KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan 7,7 terjadi di lepas pantai Papua Nugini (PNG), Senin (30/3/2015). Sejumlah seimolog Amerika mengatakan, gempa tersebut dapat memicu gelombang tsunami berbahaya hingga jarak 1.000 kilometer dari pusat gempa.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS, gempa itu berpusat di kedalaman 65 kilometer, sekitar 54 kilometer dari kota Kokopo di Pulau New Britain atau sekitar 789 kilometer dari ibukota Port Moresby.
"Berdasarkan sejumlah parameter gempa awal ... gelombang tsunami berbahaya mungkin menimpa pantai-pantai yang terletak di dalam jarak 1.000 kilometer dari pusat gempa," kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.
Risiko tsunami diperkirakan akan terbatas di PNG dan Kepulauan Solomon, negara tetangga PNG.
Gempa awal itu diikuti gempa susulan yang bermagnitude 5,7 di daerah yang sama.
Seimolog Geoscience Australia, Jonathan Bathgate, mengatakan ada kemungkinan tsunami lokal tetapi berdasarkan besarnya gempa, tsunami itu mungkin berskala kecil. "Meskipun orang-orang mungkin merasakan guncangan kuat, ... ada kemungkinan tidak akan ada kerusakan besar yang tersebar luas," katanya kepada AFP.
Kota terdekat Kokopo, ibukota East New Britain, memiliki populasi sekitar 20.000 orang. Kota itu mulai berkembang setelah kota terdekat Rabaul diratakan oleh letusan gunung berapi tahun 1994.
Gempa bumi sering terjadi di PNG, yang terletak di wilayah yang disebut Cincin Api Pasifik, sebuah hotspot kegiatan seismik akibat gesekan antar lempeng tektonik.
Gempa besar terakhir di lepas pantai negara Pasifik itu adalah gempa berkekuatan 6,8 yang melanda Pulau Bougainville pada Desember lalu. Tahun 2013, Kepulauan Solomon, tetangga PNG, dilanda tsunami setelah gempa berkekuatan 8,0 mengguncang wilayah tersebut. Tsunami itu menewaskan sedikitnya 10 orang, menghancurkan ratusan rumah, dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.