VIVAnews - Di Jerman, kebisingan jadi bahan kampanye partai politik. "Satu di antara dua orang Jerman terganggu dengan kebisingan," kata Partai Demokrat Kristen (CDU) yang berkuasa dalam manifestonya. "Kami ingin mengubah ini."
Reuters melaporkan, Jerman memang menjadi negeri yang banyak mengatur soal kebisingan. Beberapa warga bahkan sampai hati melaporkan tetangganya yang anak-anaknya menangis atau berteriak keras di hari Minggu pagi.
Bahkan suami dari Kanselir Jerman Angela Merkel, Joachim Sauer, pernah melaporkan sebuah pementasan teater terbuka yang tampil di depan apartemen mereka di pusat kota Berlin di tahun 2001 karena dinilainya melampaui batas kebisingan delapan desibel.
Dan untuk Pemilu 22 September nanti, sejumlah partai politik menaruh program mengatasi kebisingan ini dalam kampanye mereka. Kebisingan disebut 12 kali dalam manifesto CDU, 19 kali di program mitra koalisi mereka Demokrat Bebas (FDP), 38 kali di manifesto kampanye Partai Hijau, 9 kali di Partai Sosial Demokrat (SPD) dan 8 kali di partai kiri Die Linke.
Namun beberapa kebisingan dapat diterima. CDU dan FDP menekankan bahwa tahun 2011 lalu pemerintahan mereka menghapuskan aturan warga Jerman bisa melaporkan keluhan atas taman kanak-kanak atau taman bermain karena "kebisingan" akibat anak-anak bermain. "Suara anak-anak tidak merusak lingkungan," begitu bunyi undang-undang yang berlaku.
Beberapa partai menawarkan program yang senada, seperti mengurangi batas kecepatan untuk mengurangi suara, meningkatkan penggunaan "aspal berbisik" yang bisa meredam suara dan investasi lebih banyak untuk mengurangi suara di jalan dan rel kereta api.
Namun juga ada program yang abstrak. CDU mengenalkan konsep "malam sunyi" yakni kewajiban bersunyi antara pukul 10 malam sampai pukul 6 di pagi hari.
SPD berjanji mengurangi separuh jumlah orang-orang yang kesehatannya terganggu akibat kebisingan di 2020, sementara partai Kiri berjanji melarang penerbangan malam hari. (eh)
