Warga berselisih dengan polisi Turki di distrik Sur, Diyarbakir, 3 Januari 2016. (Foto: AFP/ILYAS AKENGIN) |
Metrotvnews.com, Ankara: Pasukan keamanan Turki membunuh 32 militan di wilayah selatan dan timur yang didominasi suku Kurdi.
Ini merupakan akhir pekan paling berdarah sejak pemberontakan Kurdi yang berusia tiga dekade kembali memanas Juli lalu. Perdamaian sempat terbentuk saat pemerintah Turki membentuk perjanjian dengan kepala Partai Pekerja Kurdistan (PKK) pada akhir 2012.
Militer Turki mengatakan 448 gerilyawan tewas di wilayah selatan dan timur sejak jam malam serta operasi keamanan dilakukan sebulan lalu.
"Kami akan menjalankan operasi anti-teror dengan tekad membara. Pegunungan, dataran dan kota-kota kami akan bersih dari pembunuh-pembunuh ini," kata Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dalam pidatonya yang disiarkan televisi, seperti dikutip The Guardian, Senin (11/1/2016).
Di kota terbesar di kawasan, Diyarbakir, seorang tentara dan polisi tewas terkena ledakan dan senapan api dalam bentrokan dengan pemberontak, di mana sekitar 14 petugas keamanan juga terluka. Tembakan dan ledakan terdengar di sekitar kawasan bersejarah di distrik Sur.
Sejak PKK memberontak pada 1948, sebagian besar pertempuran terjadi di wilayah pedesaan Turki. Namun bentrokan belum lama ini terjadi di wilayah pinggiran kota.
Warga sipil kerap terjebak dalam pertempuran militer Turki dan pemberontak PKK. Berdasarkan data Partai HDP, 81 warga sipil terbunuh di Sur dan dua kota di dekat perbatasan Suriah dan Irak sejak jam malam diberlakukan di area tersebut bulan lalu.