(REUTERS/Fayaz Aziz)
|
VIVAnews - Para pekerja imunisasi polio dalam sepekan ini menjadi sasaran penembakan kelompok militan di Pakistan. Diduga, mereka ingin balas dendam atas imunisasi palsu, yang mengungkap persembunyian Osama bin Laden tahun lalu.
Diberitakan Reuters, Rabu 19 Desember 2012, sejak Senin pekan ini sudah delapan pekerja imunisasi polio di Pakistan terbunuh. Enam di antaranya terbunuh pada Senin dan Selasa pekan ini di kota Karachi dan Peshawat. Sementara dua lainnya ditembak di Karachi pada Rabu kemarin. Kebanyakan korban tewas adalah wanita.
Penembakan di Karachi mengejutkan pemerintah Pakistan, pasalnya wilayah ini jauh dari markas Taliban. Rabu itu ada empat serangan di wilayah utara Karachi, distrik Charsadda. Pengendara motor menembaki mobil petugas vaksin, menewaskan dua orang dan melukai seorang lainnya.
Penembakan lainnya di Karachi tidak berhasil membunuh empat orang pekerja medis. Menyusul penembakan ini, aparat di Karachi berhasil membunuh dua orang teroris dan menahan 15 lainnya.
Belum diketahui kelompok mana yang berada di balik penembakan ini. Taliban Pakistan membantah terlibat. Para ekstremis di negara itu, termasuk Taliban, sebelumnya menentang keras kampanye imunisasi polio yang menurut mereka bertujuan mensterilkan umar Muslim.
Penyerangan para pekerja imunisasi semakin meningkat setelah persembunyian Osama terungkap berkat program vaksinasi palsu bentukan CIA untuk memeriksa DNA keluarga bin Laden. Mereka menganggap, program imunisasi adalah alat intelijen Barat untuk meringkus mereka.
PBB, yang terlibat dalam imunisasi ini, menarik diri sejak penembakan terjadi awal pekan ini. Namun, pemerintah Pakistan menyatakan tidak akan mundur dan tetap menggelar vaksin polio.
"Jika kami berhenti, maka akan semakin memperkuat perlawanan terhadap vaksinasi polio," kata pejabat di Javed Marwat.
Keputusan pemerintah ini memicu protes dari kalangan pekerja vaksin di Karachi dan Islamabad yang takut keselamatannya terancam.
"Kami keluar dan mempertaruhkan nyawa untuk anak-anak orang lain agar tidak cacat, untuk apa? Agar anak-anak kami menjadi yatim piatu?" kata pekerja medis Amreen Bibi di Islamabad. (ren)