Serangan yang melanda Paris 13 November 2015 lalu (Foto: AFP) |
Metrotvnews.com, Washington: Pelaku serangan Paris di Prancis, ternyata sudah ada yang diawasi oleh Amerika Serikat (AS) sejak lama. Setidaknya empat orang sudah masuk daftar pengawasan intelijen AS.
Keterangan ini disampaikan oleh setidaknya lima pejabat AS yang berada di dalam lingkungan intelijen.
"Setidaknya satu dan beberapa pelaku serangan lainnya, masuk dalam daftar pengawasan kami. Mereka termasuk dalam daftar larangan terbang," ujar pejabat AS itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (20/11/2015).
Menurut para pejabat itu, empat pelaku yang namanya sudah diumumkan secara publik masuk dalam daftar TIDE. Ini adalah daftar mentah yang berada di sistem data informasi yang dipegang oleh Pusat Kontraterorisme Nasional (NCTC). NCTC merupakan bagian dari Badan Intelijen Nasional AS.
Sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh NCTC tahun lalu, dilaporkan bahwa sejak Desember 2013 TIDE memiliki sekitar 1,1 juta nama. Sebagian besar memiliki berbagai kesalahan dalam pengejaan nama mereka.
"Agen mata-mata dan hukum AS kerap menominasikan nama yang dicurigai ke dalam TIDE," ucap pejabat AS yang enggan disebutkan namanya itu.
Berdasarkan dokumen, sekitar 25 ribu nama warga AS berada di dalam data itu. Namun para pelaku penyerangan Paris diyakini bukan warga AS dan nama mereka baru masuk setelah pihak AS menerima data informasi intelijen dari Eropa.
Serangan yang terjadi pada Jumat (13/11/2015) menewaskan 129 orang dan menyebabkan 352 warga lainnya terluka. Polisi Prancis menetapkan delapan orang pelaku dalam insiden tersebut, termasuk otak penyerangan yang merupakan warga Belgia.
Prancis pun terus melakukan operasi pencarian terhadap terduga pelaku dan kaki tangan penyerangan. Pada Rabu (18/11/2015), operasi penggerebekan dilakukan di Saint Denis dan dua orang diduga terkait serangan Paris, tewas dalam operasi itu.