Salah satu korban tewas dalam penembakan brutal di Tunisia (Reuters) |
London - Kebanyakan korban tewas dalam penembakan brutal di Tunisia merupakan warga negara asing yang sedang berlibur. Media Inggris menyebut jumlah warga Inggris yang tewas bertambah menjadi 30 orang.
Seperti dilansir AFP, Senin (29/6/2015), media Inggris, BBC melaporkan jumlah korban tewas dari Inggris hingga saat ini mencapai 30 orang. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut sumber informasi ini.
Sedangkan angka resmi dari Kementerian Luar Negeri Inggris mencapai 15 korban tewas. Namun pihak kementerian memperingatkan bahwa jumlah tersebut masih mungkin bertambah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menolak berkomentar lebih lanjut.
Secara resmi, jumlah korban tewas dalam penembakan brutal di hotel Imperial Marhaba, Sousse pada Jumat (26/6) mencapai total 38 orang. Selain 15 warga Inggris, warga asing lainnya yang jadi korban tewas antara lain tiga warga negara Irlandia, seorang warga negara Belgia, seorang warga negara Portugal dan satu warga negara Jerman.
Kementerian Luar Negeri Inggris menyebut, beberapa warga negaranya mengalami luka serius akibat penembakan itu. Namun di sisi lain, masih banyak keluarga-keluarga di Inggris yang mengklaim belum menemukan maupun berhasil menghubungi keluarganya yang ada di Tunisia.
Laporan media Inggris menyebut, korban tewas termasuk tiga orang yang berasal dari satu keluarga yang sama. Banyaknya korban jiwa dalam penembakan brutal di Tunisia ini merupakan yang terburuk dalam sejarah Inggris, setelah 52 orang tewas dalam ledakan bom di sistem transportasi London pada 7 Juli 2005 lalu.
Pelaku penembakan brutal di kawasan wisata pantai Tunisia ini merupakan seorang mahasiswa setempat berusia 23 tahun, Saifeddine Rezgui. Pelaku tewas ditembak polisi usai beraksi. Dalam keterangannya, militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan brutal itu.
(nvc/ita)