Penuhi Tuntutan Demonstran, Presiden Mesir Cabut Dekrit

Author : Administrator | Senin, 10 Desember 2012 09:52 WIB
Presiden Mesir Mohamed Mursi dalam dialog nasional (REUTERS/Egyptian Presidency/Handout )

VIVAnews - Presiden Mesir Mohamed Mursi akhirnya mencabut dekrit yang memberikannya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Namun, Mursi menolak untuk menunda referendum nasional untuk konstitusi baru yang akan digelar akhir pekan ini.

Diberitakan Reuters, Minggu 9 Desember 2012, keputusan ini diambil Mursi setelah melakukan dialog nasional selama berjam-jam Sabtu pekan lalu di istana kepresidenan. Langkah ini diambil untuk menghentikan protes massa yang berujung kekerasan di berbagai wilayah Mesir.

Dialog nasional tersebut tidak bisa dibilang berjalan mulus. Kelompok oposisi utama memboikot pertemuan itu, kelompok liberal melakukan walk-out karena merasa suara mereka tidak didengarkan.

Sementara itu, kelompok Islam yang digawangi Ikhwanul Muslim mendorong referendum tetap dilaksanakan pada 15 Desember mendatang. Mereka mengatakan, referendum penting untuk melengkapi transisi demokrasi yang masih timpang pasca tergulingnya Hosni Mubarak 22 bulan lalu.

Usai dialog tersebut, Mursi langsung mengeluarkan dekrit baru yang membatalkan dekrit sebelumnya yang diumumkan 22 November lalu. Juru bicara dialog tersebut, Mohamed Selim al-Awa, menegaskan bahwa referendum tetap akan dilakukan.     

Koalisi oposisi, Front Pembebasan Nasional, mengatakan referendum hanya akan memperburuk masalah. "Langkah ini tidak cukup dan terbatas. Tuntutan utama kali adalah penundaan referendum. Apa yang terjadi sekarang adalah manipulasi dan penyangkalan atas nama hukum dan legitimasi," kata Hussein Abdel Ghani, juru bicara koalisi ini.

Konstitusi Mesir dirancang oleh anggota parlemen yang mayoritasnya adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Oposisi menilai, konstitusi nantinya hanya akan menguntungkan sebagian pihak saja dan memberangus kebebasan.

Menurut kepala Partai Konstitusi yang liberal, Mohamed ElBaradei beberapa waktu lalu, rancangan konstitusi tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Mursi merusak kebebasan dan nilai-nilai universal.

Sementara itu, puluhan ribu orang dari kelompok pendukung dan penentang Mursi sudah mulai menyingkir dari jalan-jalan kota Kairo. Namun, ratusan orang masih berkumpul di sekitar istana Mursi yang telah dibarikade dan dilindungi tank militer. Sebelumnya, kedua kubu terlibat bentrok yang menewaskan tujuh orang di sekitar istana presiden. (eh)

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: