Menanggapi referendum di Irlandia ini, PM Tony Abbott menegaskan kalau negaranya tidak akan mengikuti langkah Irlandia tersebut. "Pertanyaan seputar pernikahan telah ditetapkan oleh Parlemenen Negera Persemakmuran (Commonwealth)." tegas Abbott.
"Referendum baru akan digelar di negara ini jika memang ada usulan untuk mengubah konstitusi negara kita, dan saya kira saat ini tidak ada yang menyarankan perlunya konstitusi kita diubah terkait masalah pernikahan sesama jenis tersebut" kata Tony Abbott.
PM Abbott menegaskan penolakannya terhadap pernikahan sesama jenis dan mengatakan hal tersebut adalah harus dibahas di tingkat partai koalisi terlebih dahulu terkait perlunya memberikan dukungan suara sebelum masalah ini disampaikan di parlemen.
Namun, pemimpin oposisi, Bill Shorten, yang mendukung kesetaraan perkawinan menilai PM Tony Abbott perlu menjelaskan penolakan pemerintah terhadap perubahan Undang-undang Pernikahan agar dapat mengakomodir pernikahan pasangan sesama jenis di Australia.
"Jika orang-orang Irlandia dapat memberikan pilihannya untuk mendukung kesetaraan pernikahan, pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Tony Abbott keberatan dengan hal tersebut," katanya.
"Sebagian besar negara di dunia saat ini berurusan dengan kesetaraan perkawinan, mengapa Tony Abbott menghentikan Australia menjadi bangsa yang lebih modern?" tambah Shorten.
Tak perlu referendum
"Australia saat ini menjadi satu-satunya negara berkembang dan negara penutur Bahasa Inggris yang tidak membolehkan pernikahan pasangan sesama jenis," dia menegaskan.
Sementara itu editor harian Irlandia di Australia, Irish Echo, yakin jika referendum di Irlandia ini akan membantu kampanye pernikahan sesama jenis di Australia. Menurutnya hasil referendum di Irlandia akan mendorong warga di negara lain untuk memiiliki undang-undang yang sama.
Irlandia tercatat menjadi negara ke-19 di dunia dan ke-14 di Eropa yang melegalisasikan pernikahan sesama jenis.
Dari sekitar 3.2 juta warga yang dibolehkan memberikan hak suaranya pada referendum yang digelar Jum'at pekan lalu di seluruh Irlandia dan ternyata secara nasional jumlah warga yang memberikan dukungannya dalam masalah ini cukup tinggi dan meningkat diatas 60 persen.