NEW YORK – Presiden Prancis Francois Hollande mengakui warganya menjadi salah satu korban eksekusi kelompok militan di Prancis. Dia menyebut pembunuhan warganya itu merupakan tindakan kejam dan pengecut.
Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Hollande mengatakan warganya bernama Herve Gourde telah dieksekusi oleh Jund al-Khilafah, kelompok militan dari Aljazair itu. (Baca: Militan Aljazair Eksekusi Warga Prancis)
“Pembunuhan ini akan meningkatkan determinasi kami untuk melanjutkan membunuh setiap teroris di mana saja. Kami akan melanjutkan melawan Daesh. Serangan udara akan terus dilanjutkan,” kata Hollande, diberitakan China.org, Kamis (25/9/2014).
Orang nomor satu di Prancis itu mengatakan akan melakukan pertemuan di Elysee, Kamis ini waktu setempat. Pertemuan ini untuk membahas mengenai operasi militer Prancis di irak dan mencoba memberikan keamanan untuk warganya.
Sebelumnya, kelompok militan ISIS memposting sebuah video yang meminta kepada sekutunya untuk menyerang negara Barat yang bergabung dengan koalisi bentukan AS untuk melawan mereka.
Dengan insiden ini, Prancis meningkatkan waspada terhadap ancaman di 30 kedutaan dyang ada di Timur Tengah dan Afrika. Prancis meminta kepada kedutaannya untuk meningkatkan kewaspadaan. (rhs)