Protes, Diplomat Asing Tinggalkan Upacara Pelantikan Presiden Uganda

Author : Administrator | Sabtu, 14 Mei 2016 07:19 WIB
Presiden Uganda Yoweri Museveni telah lima kali naik menjadi Presiden Uganda. (Foto: AP)
Presiden Uganda Yoweri Museveni telah lima kali naik menjadi Presiden Uganda. (Foto: AP)

KAMPALA - Para utusan negara-negara barat yang menghadiri pelantikan Presiden Uganda Museveni meninggalkan upacara sebagai protes atas kehadiran Presiden Sudan yang merupakan buronan ICC.

Para diplomat AS, Eropa dan Kanada langsung meninggalkan upacara ketika Presiden Yoweri Museveni melontarkan pernyataan yang merendahkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka juga bermasalah dengan kehadiran Presiden Sudan, Omar al-Bashir pada upacara tersebut.

Bashir merupakan buronan ICC atas tuduhan genosida.

Pelantikan yang berlangsung hari Kamis - mandat kelima sejak Museveni naik ke pucuk kekuasaan pada tahun 1986 - dihadiri oleh para pemimpin dari Chad, Ethiopia, Kenya, Somalia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Tanzania dan Zimbabwe.

Dalam sambutannya, Museveni menyebut ICC sebagai "sekelompok orang yang tidak berguna" dan mengatakan ia tidak lagi mendukungnya.

Juru bicara departemen luar negri AS, Elizabeth Trudeau mengatakan: "Menanggapi kehadiran Presiden (Sudan, Omar al-) Bashir dan pernyataan Presiden Museveni; delegasi AS bersama perwakilan dari negara-negara Uni Eropa dan Kanada, meninggalkan upacara pelantikan untuk menunjukkan keberatan kami."

"Kami percaya bahwa itu merupakan reaksi yang tepat bagi seorang kepala negara yang mengolok-olok upaya-upaya untuk menjamin akuntabilitas bagi korban genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan."

Mahkamah yang berbasis di Den Haag telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional pada tahun 2009 dan 2010 bagi al-Bashir untuk tuduhan genosida dalam kekejaman di wilayah Darfur, Sudan barat.

Teorinya, negara-negara di seluruh dunia memiliki kewajiban hukum untuk menangkap tersangka ICC yang masuk wilayah mereka, tetapi para pemimpin Afrika semakin menyepelekan kewenangan ICC.

 


Sumber: http://news.okezone.com/internasional
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: