(REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
|
VIVAnews - Aparat keamanan bentrok dengan puluhan demonstran saat berlangsung protes anti kebijakan Presiden Mahmoud Ahmadinejad di Teheran, Iran, Rabu waktu setempat. Aksi protes ini adalah respon dari anjloknya nilai mata uang Iran yang berdampak pada tingginya harga barang di negara tersebut.
Diberitakan Reuters, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berkumpul di pasar utama Teheran. Para demonstran meneriakkan yel-yel anti Ahmadinejad dan membakar ban serta kardus. "Mahmoud pengkhianat. Kau telah merusak negeri ini," teriak para demonstran.
Polisi juga menangkapi para penjual dolar ilegal di pasar tersebut. Kantor berita Mehr menuliskan, dua wisatawan Eropa dan beberapa provokator ditahan pada demonstrasi itu. Wisatawan Eropa itu dinilai melanggar peraturan di Iran dengan mengumpulkan informasi soal protes.
Menurut situs oposisi Kaleme, demonstrasi meluas hingga alun-alun Imam Khomeini dan Jalan Ferdowsi, lokasi terjadi demonstrasi berdarah yang menentang terpilihnya kembali Ahmadinejad 2009 lalu.
Pasar utama Teheran ditutup demi alasan keamanan. Seorang pedagang mengatakan bahwa polisi telah mengendus aktivitas mencurigakan dan mengidentifikasi orang-orang luar yang tidak dikenal.
Demonstrasi dipicu oleh naiknya harga-harga barang di Iran akibat anjloknya mata uang riyal. Sebelumnya dalam sepekan, riyal Iran anjlok hingga 40 persen terhadap dolar Amerika. Penurunan mata uang ini diikuti oleh kepanikan warga yang langsung membeli mata uang keras (hard currency) yang aman terhadap depresiasi dan fluktuasi.
Ahmadinejad mengatakan bahwa ini adalah ulah dari para spekulan nakal. Dia memerintahkan kepolisian Iran untuk bertindak menangkapi para spekulan tersebut. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan bahwa tekanan yang dialami pemerintah saat ini bertujuan untuk membuat Iran bertekuk lutut.
"Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan dan ini membuat musuh-musuh kita marah," kata Khamenei, dikutip dari kantor berita FARS. (eh)